Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

El Chapo Pernah Bunuh Orang yang Tak Mau Menjabat Tangannya

Kompas.com - 20/11/2018, 13:28 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Mirror

NEW YORK, KOMPAS.com - Sedikit demi sedikit kejahatan yang dilakkan gembong narkoba Joaquin "El Chapo" Guzman terbongkar.

Kisah-kisah keji El Chapo dipaparkan salsi kunci Jesus Zambada dalam sidang pada Senin (19/11/2018).

Jesus Zambada adalah saudara dari Ismael "El Mayo" Zambada yang merupakan rekan El Chapo dalam mengendalikan Kartel Sinaloa.

Baca juga: Saksi Kunci: El Chapo Menyuap Polisi hingga Agen Interpol

Dalam sidang itu, kuasa hukum El Chapo menyerang Zambada ketika mendapatkan kesempatan untuk menanyainya.

Kuasa hukum El Chapo berusaha menyerang kredibilitas Zambada sambil menekankan inkonsistensi antara kesaksian dan pernyataan awalnya kepada jaksa penuntut.

Dalam kesaksiannya, Zambada mengatakan, El Chapo memerintahkan pembunuhan Rodolfo Carillo, anggota kartel Juarez dan adik pendiri kartel itu.

Alasan El Chapo ingin membunuh Carillo amat sederhana karena pria itu tak mau menjabat tangan El Chapo dalam sebuah pertemuan.

Zambada mengatakan, pembunuhan yang terjadi pada 2004 itu memicu perang brutal antara kedua kartel narkoba itu.

Zambada menambahkan, target lain El Chapo adalah seorang polisi korup yang hanya diketahui bernama Rafita.

Rafita menjadi incaran karena bekerja untuk gembong narkoba pesaing El Chapo yaitu Arturo Beltran Leyva.

Zambada mengatakan, pembunuh suruhan El Mayo dan El Chapo menghabisi Rafita setelah memancingnya keluar dari rumah.

Sang pembunuh mengaku kepada Rafita bahwa dia tak sengaja menabrak putra polisi itu.

"Anak itu sebenarnya tidak apa-apa. Dia sedang berada di sekolah saat ayahnya dibunuh," ujar Zambada.

Hakim dan para juri di sidang itu juga diperlihatkan sepucuk pistor bertabur berlian yang menurut Zambada adalah milik El Chapo.

Di sisi lain, Zambada mengaku kepada  kuasa hukum El Chapo, William Purpura bahwa kesaksiannya kemungkinan berubah.

Meski demikian, Zambada bersikukuh di pengadilan bahwa semua yang disampaikannya adalah kebenaran.

Salah satu inkonsistensi Zambada yang dicecar Purpura adalah saat dia mengatakan bahwa El Chapo adalah salah satu pemodal pengirima 20 ton kokain ke AS.

Kiriman kokain dalam jumlah besar itu digagalkan pasukan penjaga pantai AS pada 2006 saat baru saja meninggalkan Panama.

Kepada Purpura, Zambada mengatakan, dia mungkin memang tak menyebut nama El Chapo dalam pengakuan awalnya kepada aparat keamanan AS.

Zambada juga mengatakan, dia ikut membantu menyediakan helikopter untuk menyelamatkan El Chapo agar tak tertangkap lagi usai kabur dari sebuah penjara Meksiko pada 2001.

Zambada mengatakan kepada Purpura bahwa dia mungkin lupa menyebut soal helikopter dalam pengakuan awalnya. Namun, dia bersikukuh semua ceritanya adalah benar.

Zambada ditangkap pada 2008 dan diekstradisi ke AS pada 2012.

Baca juga: Permintaan Gembong Narkoba El Chapo untuk Peluk Istri Ditolak Hakim

Sedangkan Joaquin "El Chapo" Guzman (61) diekstradisi ke AS pada Januari 2017 dan didakwa mengelola penyelundupan kokain, heroin, metamfetamin, dan ganja ke AS.

Dalam sidang di pengadilan Brooklyn itu, El Chapo dijerat 17 dakwaan yang jika terbukti akan membuatnya mendekam di dalam penjara seumur hidup.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com