HARARE, KOMPAS.com - Sebagian warga Zimbabwe berharap lengsernya pemimpin otoriter Robert Mugabe setahun lalu akan membawa perubahan terhadap ekonomi, dan berakhirnya korupsi serta penindasan.
Namun, selama 12 bulan terakhir, penduduk Zimbabwe masih saja mengalami kesulitan hidup.
Berikut sejumlah fakta tentang kondisi sehari-hari yang dihadapi rakyat dan negara Zimbabwe, seperti dilansir dari AFP, Minggu (18/11/2018):
Harga konsumen pada bulan lalu meroket dengan laju tercepat sejak hiperinflasi satu dekade lalu, dengan inflasi tahunan mencapai 10,9 persen.
Banyak warga Zimbabwe mengatakan, harga-harga jauh lebih tinggi di tingkat riil.
Baca juga: Agen Travel Salah Belikan Tiket, Pasangan Ini Terdampar di Zimbabwe
Sementara itu, uang masih langka. Nasabah terpaksa mengantre hingga di luar bank untuk mendapatkan penarikan terbatas "surat obligasi", yang konon sama dengan dollar AS. Tapi, kenyataannya, nilainya justru lebih sedikit.
Kekurangan kebutuhan sehari-hari seperti roti, daging ayam, minyak goreng, dan bensin lebih memburuk sejak lengsernya Mugabe.
Hal tersebut akibat negara kehabisan mata uang asing untuk membeli barang impor.
Antrean panjang mengular hingga di luar pom bensin dan toko-toko kosong telah menjadi pemandangan biasa. Sementara, persediaan obat juga menjadi langka dan jauh lebih mahal.
Partai ZANU-PF milik Mugabe dengan mudah memenangkan pemilihan umum pada Juli lalu sehingga memegang kendali kuat parlemen.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan