Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2018, 21:41 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Newsweek

ACCRA, KOMPAS.com - Salah satu hal yang pasti terjadi di dalam kehidupan seorang manusia adalah kematian.

Namun, ketua serikat pekerja kamar jenazah di Ghana meminta siapa saja untuk menunda kematian karena mereka sedang melakukan aksi mogok.

Asosiasi Pekerja Kamar Jenazah (MWA) Ghana mengancam tidak akan bekerja hingga keluhan mereka terhadap kondisi dan penghasilan yang buruk diperhatikan.

Baca juga: Ditemukan Masih Hidup di Kamar Jenazah, Pria Ini Meninggal 5 Jam Kemudian

Mereka mengatakan, selain mendapatkan upah yang amat rendah, para pekerja kamar jenazah ini juga sulit mendapatkan cuti.

Selain itu, dalam pekerjaan ini mereka kerap bersentuhan dengan bahan kimia yang bisa membahayakan kesehatan.

Aksi mogok ini menurut rencana akan digelar pada Selasa (20/11/2018). Meski aksi ini ditunda sementara menunggu hasil pembicaraan dengan pemerintah.

Effah Baffour Gyemfi dari Universitas Kedokteran Ghana mengatakan, pemogokan pekerja kamar jenazah ini akan berdampak amat buruk bagi negeri itu.

"Jika semua pekerja mogok selama tiga hari, maka seluruh kamar jenazah akan penuh. Sehingga warga akan terpapar penyakit infeksi berbahaya termasuk kolera," ujar Effah.

Namun, sekretaris jenderal MWA Richard Kofi Jordan menawarkan sebuah solusi yang menguntungkan kedua pihak untuk mencegah menumpuknya jenazah.

"Bagi mereka yang akan meninggal dunia di masa kami mogok kerja, harus menunggu hingga kami kembali bekerja. Sederhana," ujar Richard.

Richard menambahkan, pemerintah enggan meningkatkan kondisi kamar-kamar jenazah di berbagai rumah sakit.

"Jika seseorang meninggal dunia, maka kami menjadi pengangkut jenazah dari kamar perawatan ke kamar mayat," ujar Richard.

"Kami juga yang membersihkan sisa-sisa jenazah di kamar mayat. Kami juga yang bertugas membalsem jenazah, mengawetkan jenazah menggunakan bahan kimia untuk menunda pembusukan," lanjut dia.

Baca juga: Kamar Jenazah di Negara Bagian Meksiko Ini Tutup karena Kewalahan

Bahan kimia itulah, kata Richard, membuat para pekerja kamar jenazah terancam lima jenis penyakit kanker.

"Pemerintah mengetahui hal ini. Kami juga terancam kebutaan tetapi tidak ada mempedulikan risiko yang kami hadapi," Richard menegaskan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com