Untuk menambah kecanggungan, di sepanjang KTT itu Mahathir berfoto, duduk, dan santap malam di samping Suu Kyi, berkat urutan abjad kedua negara tersebut.
"Anda bisa melihat, penerimaan terhadap dia tidak sama seperti sebelumnya. Sebab, semua berharap lebih kepada dia," ujar seorang diplomat yang tak mau disebut namanya.
Baca juga: Penghargaan Aung San Suu Kyi Dicabut Amnesty, Ini Respon Myanmar
Terkucilnya Suu Kyi semakin bertambah ketika Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan kjepada Suu Kyi bahwa kekerasan dan persekusi terhadap Rohingya terjadi tanpa alasan.
Suu Kyi yang tampak terkejut mendapatkan serangan langsung seperti itu langsung menggunakan jawaban normatifnya.
"Dalam halini, kami bisa katakan, kami memahami negeri kami jauh lebih baik ketimbang negara lain," kata dia.
Peraih Nobel Perdamaian itu menegaskan penyeledikian dalam negeri yang imparsial akan menunjukkan bukti keterlibatan militer dalam kekerasan terhadap warga Rohingya.
Saat KTT Asean sudah tiba di bagian akhir pada Kamis (14/11/2018) malam, PM Mahathir mengatakan, Suu Kyi mendapatkan tekanan dari para pemimpin Asean terkait masalah Rohingya.
"Semua pemimpin secara tidak langsung menyampaikan kritik dan keprihatinan. Mereka berharap warga Rohingya bisa pulang dengan selamat," kata Mahathir.
Para pendukung Suu Kyi mengatakan, dia tak bisa berbuat banyak karena terikat dengan kesekapakatan pembagian kekuasaan dengan militer.
Pada 2015, militer mengizinkan sipil menjalankan pemerintahan tetapi di sisi lain masalah keamanan masih menjadi wewenang penuh tentara.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.