SINGAPURA, KOMPAS.com - Dalam setiap pertemuan tingkat internasional, biasanya para pemimpin dunia yang hadir selalu menunjukkan sikap-sikap "keramahan diplomatik" kepada para koleganya.
Namun, dalam KTT Asean di Singapura kondisi tersebut tidak diperoleh pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi akibat kegagalannya menangani masalah Rohingya.
Selama ini, Suu Kyi tetap enggan berkomentar terkait warga minoritas Rohingya yang mendapatkan persekusi dan kekerasan sehingga harus mengungsi ke Bangladesh.
Baca juga: Krisis Rohingya, Begini Kritikan Mahathir kepada Aung San Suu Kyi
Kebungkamannya membuat Suu Kyi terisolasi dari dunia internasional dan bahkan berbagai penghargaan yang pernah disandangnya satu persatu dicabut.
Dan pekan ini, kondisi itu semakin memburung bagi Aung San Suu Kyi yang sempat didaulat sebagai pahlawan demokrasi Myanmar.
Pada Senin lalu, Amnesti Internasional yang kampanyenya di masa lalu mengukuhkan posisi Suu Kyi sebagai pejuang demokrasi, mencabut penghargaan yang pernah diberikan
Sehari kemudian dalam KTT Asean di Singapura, kritik tajam menghujani Suu Kyi saat menghadiri pertemuan regional itu.
Salah satu yang mengecam Suu Kyi secara terang-terangan adalah PM Malaysia Mahathir Mohamad.
"Seseorang yang pernah merasakan dipenjara seharusnya memahami penderitaan dan bukannya menciptakan kemalangan," ujar Mahathir beberapa saat sebelum KTT Asean dibuka, Selasa (13/11/2018).
"Namun, nampaknya Aung San Suu Kyi mencoba mempertahankan sesuatu yang tak bisa dipertahankan," tambah Mahathir, melawan tradisi KTT Asean yang biasanya diwarnai kesopanan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.