AHVAZ, KOMPAS.com - Kantor berita Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), Amaq, merilis video yang menunjukkan tiga pria yang diklaim sebagai penyerang parade militer Iran.
Melansir Al Arabiya pada Senin (24/9/2018), dua pria dalam video tersebut terdengar berbicara bahasa Arab, sementara pria ketiga berbicara bahasa Persia.
Amaq melaporkan, video tersebut diperoleh dan dirilis pada Minggu (23/9/2018), sehari setelah parade militer di kota Ahvaz diserang oleh empat orang hingga menewaskan 29 orang dan melukai 70 orang lainnya.
Baca juga: Parade Militer Diserang, AS Minta Iran Introspeksi
CNN mewartakan, dalam video yang diunggah memperlihatkan tiga pria tersebut mengenakan sergam militer. Mereka berbicara di depan kamera di dalam sebuah kendaraan.
Namun, tak ada satu pun dari mereka yang secara langsung menyebutkan serangan di Ahvaz, atau mereka bertindak atas nama ISIS.
Seperti diketahui, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun belum menyodorkan bukti untuk mendukung pengakuan itu.
ISIS news agency Aamaq releases a video that shows three of the terrorists who
— Walid (@walid970721) 23 September 2018
did the #Ahvaz attack talking about how happy they are about what they are about to do. #Iranpic.twitter.com/RnpzAvmb2N
Ketiga pria berbicara tentang ucapan selamat tinggal, bersyukur kepada Tuhan, dan meminta siapa saja yang menonton video itu untuk berdoa bagi mereka.
"Saya akan mati," kata seorang pria yang berbicara dengan bahasa Persia.
"Kami akan menghancurkan mereka dengan serangan kuat dan gerilya," imbuhnya, seperti dikutip dari Haaretz.
Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani menyalahkan pihak asing yang didukung oleh Amerika Serikat atas serangan tersebut.
Baca juga: Parade Militer Diserang, Iran Panggil Diplomat Denmark, Belanda, dan Inggris
Korps Pengawal Revolusi Islam di Iran menyebut, penyerang memiliki afiliasi dengan kelompok teroris yang didukung oleh Arab Saudi. Namun, sejauh ini pejabat Saudi belum merespons tuduhan itu.
Juru bicara militer Iran menyatakan penyerang telah dilatih oleh dua negara Teluk Persia dan berkaitan dengan Israel dan AS.
"Mereka bukan ISIS atau kelompok lain yang bertarung dengan sistem Iran, mereka lebih berhubungan dengan Amerika dan Mossad, " kata Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi kepada kantor berita IRNA.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.