Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Kembalikan 3 Lonceng Gereja yang Dicuri dari Filipina Seabad Lalu

Kompas.com - 13/08/2018, 14:59 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber SCMP

MANILA, KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat akan mengembalikan beberapa bel gereja yang dirampas tentaranya seabad lalu di Filipina.

Hal ini disampaikan Kedubes AS di Manila, Minggu (12/8/2018), menyusul permintaan resmi Presiden Rodrigo Duterte.

Pasukan AS mengambil tiga lonceng itu dari Gereja Katolik di kota Balanginga di Pulau Samar pada 1901 yang disebut para sejarawan sebagai kampanye militer brutal AS di negeri itu.

Baca juga: Korea Utara Segera Kembalikan 200 Set Kerangka Tentara AS

Duterte dan para pendahulunya telah mendesak Washington untuk mengembalikan tiga lonceng gereja tersebut.

Belakangan, kisah perampasan lonceng gereja itu kerap disisipkan Duterte dalam pidato-pidato anti-Amerika saat dia tengah berusaha menjalin hubungan dengan Rusia dan China.

Awalnya, pemerintah AS tidak terlalu menanggapi tuntutan Duterte itu tetapi keputusan tersebut berubah.

"Menteri pertahanan sudah mengabari Kongres bahwa Kementerian Pertahanan akan mengembalikan tiga lonceng dari Belangiga," kata Molly Koscina, juru bicara kedubes AS di Manila.

"Kami mendapatkan kepastian bahwa ketiga lonceng itu akan dikembalikan dengan perlakuan penuh hormat dan respek," tambah Molly tanpa menyebut jadwal pasti pengembalikan ketiga lonceng itu.

Juru bicara kepresidenan Filipina menyambut baik keputusan pemerintah AS tersebut.

Dua lonceng curian itu kini dipasang di taman makam pahlawan AS di negara bagian Wyoming dan satu lagi di pangkalan militer AS di Korea Selatan.

Sejumlah politisi AS menentang pengembalian lonceng itu karena akan memicu kemarahan dari para keturunan tentara yang bertugas di Filipina.

Filipina, yang selama satu abad menjadi koloni Spanyol, menjadi milik AS pada 1898 sebagai hasil Perang Spanyol-Amerika.

Filipina akhirnya menjadi jajahan AS sebelum menyatakan kemerdekaan pada 1946.

Kampanye militer brutal di Pulau Samar digelar sebulan setelah pemberontak Filipina menewaskan 34 tentara AS di Balangiga pada 29 September 1901.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tentara AS Bantai Warga Desa My Lai

Pada 1998, Presiden Filipina Fidel Ramos pernah menyinggung soal lonceng gereja itu saat berkunjung ke Washington DC.

Permintaan pemulangan ketiga lonceng itu diulang Presiden Duterte yang berkuasa sejak pertengahan 2016.

"Kembalikan ketiga lonceng Balangiga. Ketiganya bukan milik kalian (AS). Ketiganya milik kami, milik rakyat Filipina. Lonceng itu adalah bagian dari warisan nasional kami," ujar Duterte dalam pidatonya tahun lalu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com