LONDON, KOMPAS.com - Kedutaan besar Amerika Serikat di London, Inggris melelang barang-barang yang tidak diinginkan, setelah relokasi ke gedung baru senilai 1 miliar dollar AS atau Rp 14,4 miliar di distrik Vauxhall.
Namun, di antara barang-barang yang dilelang terdapat satu set vacuum cleaner yang butuh perbaikan, mobil bekas, dan 1.200 tisu gulung toilet.
Melansir dari BBC, Rabu (1/8/2018), tak nampak satu pun dari barang tersebut memiliki lambang resmi AS atau nilai historis.
Baca juga: Sebuah Ledakan Terjadi di Luar Kedubes AS di Beijing
Kementerian Luar Negeri AS mengunggah sejumlah barang dari kedubes untuk dilelang secara online. Penawar memiliki waktu hingga 8 Agustus 2018 guna mendapat barang yang diinginkan.
Tisu gulung toilet dijual dalam satu set yang terdiri dari 100 gulungan, dipasang dengan harga 199 dollar AS atau Rp 2,8 juta.
The Independent mewartakan, tisu gulung toilet tersebut bermerek Desna.
Juru bicara kedubes AS di London menjelaskan, acara tahunan itu memungkinkan diplomat mematuhi peraturan KemenluAS tentang prinsip kehati-hatian keuangan untuk mendapat uang dari barang tak terpakai dan rusak.
Selain tisu gulung, mobil Volvo tahun 2007 dilelang seharga 8.427 dollar AS atau Rp 121,6 juta.
Ada juga alat penghisap debu rusak merek Dyson yang dijual antara 15 dollar AS atau sekitar Rp 216.000 hingga 65 dollar AS atau Rp 938.000.
Beberapa lampu meja LED baru juga ditawarkan dalam lelangitu seharga 75 dollar AS atau Rp 1 juta.
Baca juga: Biaya Pembangunan Kedubes AS di Jerusalem Bengkak 100 Kali Lipat
Kedutaan AS di London pindah lokasi dari Mayfair pada Januari lalu, tapi prosesnya sudah dimulai sejak 2008 di bawah pemerintahan George W Bush karena masalah keamanan.
Presiden AS Donald Trump pada Januari lalu membatalkan kunjungan ke kedubes baru di London, menyebut pemindahan tersebut sebagai kesepakatan real estate yang buruk.
"Alasan saya membatalkan kunjungan ke London karena saya bukan penggemar berat pemerintahan Obama, setelah menjual lokasi terbaik di London," kicaunya.
Reason I canceled my trip to London is that I am not a big fan of the Obama Administration having sold perhaps the best located and finest embassy in London for “peanuts,” only to build a new one in an off location for 1.2 billion dollars. Bad deal. Wanted me to cut ribbon-NO!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 12 Januari 2018
Pemerintah AS menyewakan gedung kedubes yang lama ke perusahaan real estate asal Qatar, Qatari Diar, yang berencana mengubah bangunan menjadi hotel.
Bangunan itu tidak pernah dimiliki langsung oleh AS, namun ada kontrak selama 999 tahun. Hak milik tetap dipegang oleh Grosvenor Estates.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.