Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Ampannee Satoh, Menceritakan Perjuangan Pattani Melalui Lensa

Kompas.com - 22/07/2018, 12:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tentunya, kata “susah” adalah sebuah peremehan jika membicarakan mengenai kengerian akibat kekerasan tersebut.

Pada Oktober 2004, personil militer dan polisi menembak mati 7 demonstran di distrik Tak Bai, Narathiwat. Mereka juga menangkap 78 orang, menumpuk mereka secara tidak manusiawi di atas truk seperti bangkai hewan.

Baca juga: Renungan Seorang Biksu Thailand

 

Tidak ada yang selamat: mereka yang tertangkap, semuanya tewas antara karena sesak nafas atau tertimpa oleh berat badan-badan tersebut.

Konsep The Light menampilkan perempuan yang mengenakan pakaian serba hitam dengan hanya sedikit kulit atau mata yang terpapar.WANMUHAIMIN PHOTO/CERITALAH Konsep The Light menampilkan perempuan yang mengenakan pakaian serba hitam dengan hanya sedikit kulit atau mata yang terpapar.
Meskipun banyak dari karya Ampannee yang menelusuri identitas melalui gender, kepercayaan dan konflik, ia berpendapat bahwa arti karyanya melampaui perbatasan Thailand Selatan.

“Karya saya –terutama yang terkini– tidak hanya mengenai pengalaman lokal. Karya saya universal. Di bawah kain itu, bukan hanya wanita Thailand,” kata Ampannee.

Beberapa hari setelah pembukaan galerinya, Ampannee melihat keluar jendela mobilnya dan menatap ke arah keramaian di jalanan Bangkok yang macet dan berisik. “Ada restoran dekat sini yang menyajikan masakan Pattani,” ucapnya dengan hangat.

Di dunia, di tempat yang banyak wanita Muslim dari beragam kewarganegaraan, bahasa, dan warna kulit sedang mengalami penindasan dalam beragam bentuk. Menemukan sebuah bahasa yang sama di dalam seni sangatlah penting jika seseorang ingin tetap tegar, apalagi dalam mengatasi kekerasan dan tragedi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com