Jika perkiraan ini benar, maka Shinil Group harus mendonasikan 10 persen hasil temuan itu untuk membantu pembangunan Pulau Ulluengdo yang meski nyaris tak berpenduduk tetapi merupakan daerah tujuan wisata penting di Korea Selatan.
Sedangkan 10 persen lainnya harus diberikan kepada pemerintah Rusia sebagai pemilik kapal.
Uang itu nantinya akan digunakan untuk membangun sejumlah proyek seperti jalur kereta api yang menghubungkan Korea Selatan dan Rusia dengan melintasi Korea Utara.
Baca juga: Jual Harta Karun Palsu, Seorang Warga China Ditangkap di Sumba Timur
Dmitrii Donskoi selesai dibangun pada 1883 dan menghabiskan sebagian besar masa tugasnya di Laut Tengah sebelum bergabung dengan Skuadron Kedua Pasifik AL Rusia pada 1904, setelah sebagian besar kekuatan pasukan Rusia Timur Jauh dihancurkan Jepang.
Kapal ini bertugas mengawal kapal angkut dan berada di bagian belakang konvoi saat dicegat armada Jepang yang lebih besar pada Mei 1905.
Pencegatan itulah yang kemudian dikenal dalam sejarah sebagai Pertempuran Tsushima yang berujung kekalahan Rusia.
Saat itu, Rusia sebanyak 21 dari 28 kapal Rusia tenggelam dan menewaskan 4.500 tentara. Sementara Jepang hanya kehilangan 3 kapal dan 117 tentara tewas.
Dmitrii Donskoi berhasil menyingkir dari pertempuran itu meski rusak parah. Kapal itu berusaha berlayar menuju pelabuhan Vladivostok, Rusia.
Namun, sebelum tiba di kota pelabuhan itu, kapal-kapal perang kembali mencegat dan menembaki Dmitrii Donskoi.
Baca juga: Bangkai Kapal dengan Harta Karun Senilai Rp 13 Triliun Ditemukan
Akibatnya 60 orang kru tewas dan 120 lainnya terluka, termasuk Kapten Ivan Lebedev yang kemudian memerintahkan untuk buang sauh di lepas pantai Ulluengdo dan membawa pasukannya ke darat.
Sehari kemudian kapal itu ditenggelamkan agar tak jatuh ke tangan Jepang. Sementara Kapten Lebedev akhirnya meninggal dunia karena lukanya yang terlalu parah.