TEL AVIV, KOMPAS.com - Sebuah organisasi penggiat HAM menyebut militer Israel menggunakan aksi protes di Gaza sebagai ajang uji coba senjata baru.
Laporan tersebut disampaikan Hamushim, sebuah organisasi nirlaba yang menentang pendudukan Israel atas Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Industri senjata dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menggunakan demonstran Palestina untuk mencoba senjata seperti senapan sniper (runduk), drone, hingga bom pintar.
Baca juga: Palestina: Pangkas Tunjangan bagi Tahanan, Israel seperti Deklarasikan Perang
"Mereka sengaja mengeksploitasi Palestina dan Gaza sebagai arena uj coba teknologi senjata, yang kemudian dijual ke dunia internasional," ujar Hamushim dalam laporannya.
Seperti dilaporkan Russian Today Kamis (5/7/2018), Hamushim mencontohkan konflik Israel-Gaza yang terjadi pada 2014.
Konflik yang menelan nyawa hingga 2.300 orang itu dilaporkan membuat industri militer Israel berhasil menjual beberapa persenjataannya.
Antara lain pesawat drone Hermes 900 Kochav, peluru tank Hatzav generasi terbaru, hingga bom pintar multi-peran MPR500.
Israel juga melakukan uji coba ketika warga Palestina di Gaza menggelar "Parade Besar untuk Pulang" sejak 30 Maret lalu.
Aksi demonstrasi yang menentang berdirinya Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Yerusalem itu menyebabkan 123 orang tewas, dan 14.000 orang terluka.
Hamushim menjelaskan, Israel mempromosikan senjata terbaru yakni drone penyebar gas air mata model Matrice 600 dan Phantom 3.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.