Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Vietnam Utara Merebut Kota Saigon

Kompas.com - 30/04/2018, 15:20 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Tanggal 30 April 1975 akan dikenang bangsa Vietnam sebagai akhir perang panjang yang menghancurkan negeri itu.

Pada saat itulah, ibu kota Vietnam Selatan, Saigon (kini Ho Chi Minn City) jatuh ke tangan Tentara Raykat Vietnam (PAVN) dan Front Pembebasan Nasional Vietnam Selatan (Viet Cong).

Jatuhnya Saigon tak hanya mengakhiri perang tetapi sekaligus memulai proses unifikasi kedua negara yang kemudian menjadi Republik Sosialis Vietnam.

Proses kejatuhan Saigon dimulai pada Desember 1974 ketika PAVN dan Vietcong menggelar serangan besar-besaran terhadap provinsi Phuoc Long yang dipertahankan dengan buruk.

Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Presiden AS Mengaku Kalah dalam Perang Vietnam

Provinsi ini terletak di sebelah utara Saigon tak jauh dari perbatasan dengan Kamboja. Pasukan Vietnam Utara berhasil menduduki ibu kota provinsi, Phuoc Binh pada 6 Januari 1975.

Meski pemerintah AS menjanjikan bantuan dalam kondisi semacam ini, nyatanya Paman Sam tak berbuat apa-apa.

Saat itu Presiden Nixon baru saja berhenti dan penerusnya Gerald Ford tak mampu meyakinkan Kongres untuk mendukung janji-janji Nixon untuk menyelamatkan Saigon dari tangan komunis.

Pada Maret 1975, Vietnam Utara kembali menggelar serangan besar-besaran yang membuat militer Vietnam Selatan kocar-kacir dan sekali lagi, AS sama sekali tak membantu.

Pasukan Vietnam Selatan kemudian membiarkan daerah-daerah pegunungan seperti Pleiki dan Kontum jatuh ke tangan komunis nyaris tanpa perlawanan.

Pasukan komunis terus maju merebut Quang Tri, Hue, dan Da Nang. Selanjutnya Vietnam Utara melakukan serangan di sepanjang pesisir ke arah selatan menuju Saigon.

Di Xuan Loc, di sebelah timur Saigon, pasukan Vietnam Utara mendapatkan perlawanan sengit dari Divisi ke-18 AD Vietnam Selatan.

Pasukan Vietnam Selatan berhasil menghancurkan tiga divisi AD Vietnam Utara dalam pertempuran itu. Namun, itulah perlawanan sengit terakhir Vietnam Selatan.

Baca juga : Tom Hayden, Aktivis Anti-Perang Vietnam Wafat di Usia 76 Tahun

Setelah kehilangan dukungan udara dan kehabisan amunisi, pasukan Vietnam Utara terpaksa meninggalkan Xuan Loc pada 21 April 1975.

Setelah berhasil menghancurkan penghalang terakhir sebelum Saigon, pasukan Vietnam Utara mempersiapkan sebuah serangan akhir.

Di Saigon, Presiden Vietnam Selatan Nguyen Van Thieu mundur dan menyerahkan kekuasaan ke tangan Wapres Tran Van Huong sebelum kabur pada 25 April 1975.

Pada 27 April, pasukan Vietnam Utara dan Viet Cong sudah benar-benar mengepung Saigon dan mulai menggelar manuver untuk mengambil alih kota itu.

Pada dini hari 30 April 1975, Vietnam Utara menyerang dan hanya mendapati perlawanan ringan dari lawan.

Kemudian sejumlah tank AD Vietnam Utara menabrak gerbang Istana Presiden dan sekaligus mengakhiri perang Vietan.

Akhirnya Vietnam Selatan menyerah. Jenderal Duong Van Minh mengaku kalah dan menyerah kepada Koloner Bui Tin dari AD Vietnam Utara.

Sebelumnya Duong Van Minh mengambil alih kekuasaan dari Tran Van Huong yang baru berkuasa selama satu hari.

"Anda tak perlu khawatir. Di antara bangsa Vietnam tidak ada yang menang atau kalah. Hanya bangsa Amerika yang kalah," kata Kolonel Bui Tin kepda Jenderal Dong Van Minh.

"Jika Anda seorang patriot, anggap saat ini sebagai saat bahagia. Perang di negara kita sudah berakhir," tambah Bui Tin.

Baca juga : Kapal Induk Merapat ke Vietnam, AS Berniat Buat Pakta untuk Hadang China

Sebelum Saigon jatuh, AS menggelar Operasi Frequent Wind untuk mengevakuasi warga sipil dan personel militer AS di Vietnam dan puluhan ribu warga sipil Vietnam Selatan.

Selanjutnya, Vietnam Utara mengganti nama Saigon menjadi Ho Chi Minh City dan memulai proses reunifikasi kedua negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com