HAVANA, KOMPAS.com - Kuba tengah bersiap memasuki sebuah era baru pekan depan ketika Raul Castro mundur dari jabatannya sebagai presiden.
Mundurnya Raul Castro sekaligus mengakhiri kekuasaan keluarga Castro selama enam dekade di Kuba dan mempersiapkan pemimpin muda negeri itu.
Namun, sejumlah analis mengatakan, kandidat pengganti Raul yaitu Miguel Diaz-Canel, yang saat ini menjabat wakil presiden, tak bisa sendirian memimpin Kuba.
Menurut rencana Raul akan mundur pada 19 April saat Dewan Nasional Kuba memilih pemimpin baru.
Baca juga : Calon Pengganti Raul Castro Tolak Permintaan Trump
Meski demikian politisi berusia 86 tahun itu masih memiliki kekuasaan sebagai ketua Partai Komunis Kuba hingga kongres berikutnya pada 2021.
Wewenangnya yang masih besar membuat Raul bisa mengawasi pemimpin baru Kuba sekaligus "mengerem" reformasi yang terlalu ambisius.
"Presiden baru akan memiliki kekuasaan lebih sedikit dibanding Raul atau Fidel Castro," kata Jorge Duany, kepala Institut Riset Kuba di Universitas Florida.
"Dia harus membagi kekuasaan dengan tokoh politik lain dan para petinggi militer," tambah Duany.
Sementara pengamat masalah Kuba, Arturo Lopez Levy menyebut presiden baru negeri itu membutuhkan gaya kepemimpinan kolegial.
"Dia juga harus mampu menjaga keseimbangan antara berbagai faksi yang bersaing di pemerintahan baru," ujar Levy.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan