HAVANA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Pertama, Miguel Diaz-Canel, -yang diperkirakan akan menggantikan Presiden Kuba Raul Castro awal tahun depan, menolak permintaan Amerika Serikat.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump meminta agar negara komunis tersebut mengubah kebijakan dan sistem ekonomi mereka.
Dalam pidato hari Minggu (8/10/2017), Miguel Diaz-Canel justru mengkritik tekanan AS kepada pemerintahan Venezuela.
Baca: Ladeni Gertakan Trump, Maduro Yakin Putin Bakal Sokong Venezuela
Dia juga menyebut ada upaya untuk merugikan industri pariwisata Kuba.
"Semua itu, dan kejadian baru lainnya di wilayah ini membuktikan imperialisme tidak akan pernah bisa dipercaya, bahkan tidak sedikit pun, tidak pernah," kata dia.
Diaz-Canel mengutip Ernesto Che Guevara pada sebuah upacara memperingati 50 tahun kematian tokoh revolusioner yang membantu memimpin pemberontakan ala Kuba di Bolivia.
"Kuba tidak akan memberi konsesi dari kedaulatan dan kemerdekaannya, merundingkan prinsipnya atau menerima kondisi yang dipaksakan," kata Diaz-Canel.
Trump sebelumnya menyampaikan pandangannya baru-baru ini di PBB. Trump menyebut, sanksi tidak akan dicabut sampai Kuba memulihkan demokrasi dan kapitalisme.
"Perubahan yang dibutuhkan di Kuba hanya akan dilakukan oleh rakyat Kuba," kata Diaz Canel.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan