NIAMEY, KOMPAS.com - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merilis video berisi saat-saat terakhir empat anggota pasukan khusus AS yang tewas dalam sebuah penyergapan di Niger.
Video yang dirilis pada Minggu (4/3/2018) itu memperlihatkan para anggota ISIS menyerang konvoi tentara AS dengan menggunakan senapan mesin dan pelontar granat.
Pada Oktober tahun lalu, keempat anggota pasukan khusus AS yaitu Sersan Bryan Black, Sersan Jeremiah Johnson, Sersan Dustin Wright, dan Sersan La David Johnson tewas saat bertugas di negeri Afrika itu.
Detik-detik penyerangan itu terekam lewat kamera video yang dipasang pada helm para tentara tersebut, tetapi sudah melalui pengeditan.
Baca juga : Pasukan Khusus AS Tewaskan 30 Anggota Al Qaeda di Yaman
Pasukan AS saat itu dikabarkan sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah operasi di dekat perbatasan Niger-Mali saat mereka disergap.
Dalam video itu terlihat para prajurit AS terjepit tembakan senapan mesin dari berbagai arah sehingga membuat mereka hanya bisa berlindung di balik mobil Land Cruiser.
Para tentara itu terlihat berlari untuk mencari tempat perlindungan saat seorang yang diyakini sebagai Sersan Johnson terjatuh.
Genangan darah terlihat di tanah tempat tubuh Sersan Johnson tersungkur.
Namun, video yang disebarkan lewat aplikasi pesan singkat yang biasa digunakan ISIS untuk melakukan propaganda belum terverifikasi.
Serangan tersebut memicu perdebatan terkait peran pasukan AS di Niger yang dikirimkan untuk membantu operasi kontra-terorisme yang dilakukan negeri itu.
Hal ini kemudian berkembang ketika janda Sersan Johnson mengatakan Presiden Donald Trump memberikan komentar yang tak sewajarnya saat mengucapkan bela sungkawa lewat telepon.
Baca juga : Pasukan Khusus AS Tewaskan 25 Anggota ISIS di Suriah
Myeshia Johnson mengatakan, Presiden Trump saat itu mengatakan kepadanya bahwa sang suami "sudah tahu risikonya".
Presiden Trump membantah tuduhan itu meski pernyataan Myeshia didukung ibu kandung Sersan Johnson dan anggota Kongres dari Partai Demokrat Frederica Wilson.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.