Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbudakan di Libya: Kisah dari Dalam Penampungan

Kompas.com - 26/01/2018, 17:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

 

Tiada Air, Tiada Cahaya
Bencana terjadi kepada Tekle ketika dia sampai di Libya. Di dicegat oleh sekelompok orang yang mengenakan seragam militer.

"Mereka berkata saya tidak bisa menyeberang ke Eropa lewat laut," tutur Tekle. Dia dan temannya sesama imigran ilegal lalu dijual ke pedagang budak.

Pedagang itu berkata, jika ingin bebas, Tekle dan imigran lainnya harus membayar 5.000 dolar, sekitar Rp 66,5 juta.

Selama lima bulan berikutnya, Tekle harus hidup di sebuah penampungan di Gharyan, 91 kilometer dari Tripoli.

Untungnya, Tekle berhasil menyelundupkan sebuah ponsel sehingga mampu memberi tahu keluarganya kondisinya kini.

Baca juga : Dua Pencari Suaka Asal Eritrea Jadi Tersangka Penikaman di Toko Ikea Swedia

"Mereka tidak bisa berbuat apa-apa kepada saya," kata pria 24 tahun tersebut.

Awalnya, pedagang itu menyatakan bahwa mereka bakal dilepaskan dalam dua minggu ke depan.

Namun, setelah itu, tidak ada kejelasan dari mereka. Permintaan uang pun juga sudah tidak diutarakan lagi oleh pedagang tersebut.

Tekle menuturkan, para budak itu hanya bisa meratapi nasib tanpa tahu kejelasan bahwa mereka bakal dibebaskan.

Berbeda dengan Sami yang saat ini berada di naungan UNHCR, Tekle hingga saat ini masih berada di penampungan ilegal.

"Syok, kemarahan, dan ketakutan akan fakta bahwa saya adalah budak membuat air seni dan tinja saya mengandung darah," beber Tekle.

Baca juga : Demi Masuk ke Swiss, Pria Eritrea Setinggi 1,8 Meter Sembunyi di Dalam Koper

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com