Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Peristiwa Politik Penting Dunia di 2017

Kompas.com - 26/12/2017, 05:17 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

 

6. Kudeta Zimbabwe (14 November 2017)
Presiden Zimbabwe yang berkuasa selama 37 tahun, Robert Mugabe, melakukan pembersihan partai yang dipimpinnya, Zanu-PF.

Pembersihan itu dilakukan agar jalan sang istri, Grace, menuju posisi orang nomor satu Zimbabwe bisa mulus.

Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa termasuk dalam sosok yang ditendang oleh Mugabe.

Namun, pendepakan Mnangagwa ternyata menjadi blunder. Sebab, panglima militer Zimbabwe, Jenderal Constantino Chiwenga, gusar mengingat Mnangagwa merupakan sekutu terdekat Mugabe.

Chiwenga mendesak Mugabe agar menghentikan aksi pembersihan. Kalau tidak, militer bakal bersikap.

Ucapan itu dibuktikan dengan pengerahan dua tank, dan sejumlah kendaraan taktis menuju ibu kota Harare 14 November.

Selama sepekan, rakyat Zimbabwe diombang-ambing dalam situasi politik yang tidak menentu.

Akhirnya, 21 November 2017, Mugabe mengumumkan pengunduran dirinya. Empat hari berselang (24/11/2017), Mnangagwa dilantik menjadi suksesor Mugabe.

Baca juga : Robert Mugabe dan Keluarganya Dikabarkan Berlibur ke Singapura

Pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB, Senin (18/12/2017), untuk resolusi yang menentang langkah Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Meski didukung 14 dari 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB, resolusi itu gagal terbit karena Amerika menggunakan hak vetonya.un.org/UN Photo/Kim Haughton Pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB, Senin (18/12/2017), untuk resolusi yang menentang langkah Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Meski didukung 14 dari 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB, resolusi itu gagal terbit karena Amerika menggunakan hak vetonya.

7. Pengakuan AS atas Yerusalem (6 Desember 2017)
Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Israel merupakan negara yang berdaulat.

Kedaulatan itu meliputi hak untuk menentukan ibu kotanya sendiri.

Langkah itu, kata Trump, penting untuk mencapai perdamaian.

"Karena itu, sudah saatnya untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," tutur Trump.

Gelombang kecaman pun mengalir dari seluruh dunia.

Di Palestina, warga di Yerusalem Timur, Tepi Barat, maupun Jalur Gaza menyerukan aksi Hari Kemurkaan lewat protes dengan turun ke jalan.

Sementara faksi Hamas menyerukan agar Palestina melakukan Intifada.

Pengakuan tersebut membuat Dewan Umum PBB menggelar pertemuan Kamis (21/12/2017) untuk merumuskan resolusi bagi Yerusalem.

Diawali dari proposal yang dirancang oleh Mesir, sebanyak 128 negara mendukung resolusi tersebut.

Sembilan, termasuk AS, menolak. Sisanya, 35 negara, memilih untuk abstain.

Baca juga : PM Israel Puas dengan Hasil Voting Majelis Umum PBB soal Yerusalem

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com