NEW YORK, KOMPAS.com - Duta Besar Perancis untuk PBB, Francois Delattre, mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi kepada orang yang terlibat dalam perdagangan budak pengungsi dan imigran di Libya.
Perdagangan manusia di Libya menjadi topik hangat sejak CNN mengeluarkan rekaman pasar budak di Libya yang menjual imigran asal Afrika Barat, pada awal bulan ini.
Perancis akan mengusulkan untuk membantu komite sanksi dalam mengidentifikasi individu dan entitas yang bertanggung jawab atas perdagangan manusia melalui wilayah Libya.
"Kami mengandalkan dukungan dari anggota dewan untuk menyelesaikan masalah ini sampai akhir," katanya, Selasa (28/11/2017) kepada Dewan Keamanan PBB, seperti dilansir dari Al Jazeera.
Baca juga : Terekam, Pelelangan Budak Afrika Seharga Rp 5,4 Juta Per Orang
Sebuah sanksi program yang dibentuk pada 2011, memungkinkan Dewan Keamanan PBB untuk memberikan sanksi pada individu dan entitas yang terlibat dalam pengaturan, pengendalian, atau sebaliknya, melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia berat terhadap orang-orang di Libya.
Perbudakan dan perdagangan manusia telah bertahun-tahun terjadi di Libya.
"Ini telah berlangsung cukup lama," kata Omar Turbi, aktivis HAM Libya.
Menurutnya, saat di bawah pemerintahan Muammar Gaddafi, Libya terus berjuang melawan perdagangan senjata, narkoba, dan manusia.
Kemudian, perang sipil meletus di Libya pada 2014, dan dianggap sebagai negara yang gagal.
Baca juga : Dalam 1 Hari, Pemerintah Italia Selamatkan 1.100 Imigran Asal Libya
Pekan lalu, Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley mengatakan beredarnya rekaman yang menunjukkan manusia diperlakukan seperti ternak, juru lelang yang melabeli manusia dengan tulisan "pria yang kuat untuk pekerjaan pertanian", seharusnya mengejutkan hati nurani manusia lainnya.
"Ada pelanggaran HAM dan martabat manusia," katanya.
Namun, dia tidak yakin sanksi dapat membantu mengakhiri perdagangan manusia di Libya.
"Yang benar-benar dibutuhkan adalah membentuk pemerintahan yang layak di Libya, sehingga tidak menjadi negara yang gagal," ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.