Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Ini Bersua Pasien Tranplantasi Penerima Wajah Mendiang Suaminya

Kompas.com - 12/11/2017, 15:35 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Mirror

MINNEAPOLIS, KOMPAS.com - Sebuah momen emosional terjadi saat seorang perempuan menyaksikan wajah mendiang suaminya telah menjadi milik seorang pria pasien transplantasi wajah.

Momen mengharukan ini terjadi ketika Lilly Ros bertemu dengan Andy Sandness di Mayo Clinic, Minnesota, AS setahun setelah dia menerima transplantasi wajah Rudy Ross, mendiang suami Lilly.

Lilly mengaku merasa takut kala pertama kali bertemu dengan Andy. Namun, saat menatap mata pria ini, Lilly lega karena Andy tak menjadi duplikan mendiang suaminya.

Namun, Lilly mengaku takjub saat dia menyentuh cambang Andy. "Rambutnya bahkan terasa seperti rambut Rudy, sungguh aneh."

Baca juga : Perempuan Penerima Transplantasi Wajah Pertama di Dunia Telah Meninggal

Andy menjalani transplantasi untuk memperbaiki wajahya yang hancur akibat upaya bunuh diri yang gagal satu dekade lalu.

Sebuah rekaman video memperlihatkan Lilly dan Andy berpelukan erat penuh emosi di klinik tempat pria itu menjalani operasi transplantasi selama 56 jam.

Lilly Ross sedang hamil delapan bulan ketika suaminya Calen, bunuh diri. Dia kemudian setuju wajah suaminya didonasikan untuk operasi transplantasi Andy.

Keduanya kemudian saling melihat album foto dan Lilly menjelaskan keinginannya agar Andy ikut berperan dalam kehidupan putranya.

"Saya ingin putra saya mengenal pria yang memiliki wajah ayahnya. Dia kini keluarga kami," kata Lilly.

Sebelumnya, Andy mengungkapkan tranformasinya yang luar biasa pada Februari lalu atau delapan bulan setelah menerima wajah Callen.

Lilly Ross memeluk Andy Sandness saat keduanya bertemu setahun setelah Andy menerima transplantasi wajah suami perempuan itu.YouTube/Mirror Lilly Ross memeluk Andy Sandness saat keduanya bertemu setahun setelah Andy menerima transplantasi wajah suami perempuan itu.
Andy mengatakan, sejak saat itu dia sudah kembali merasakan hidup normal dan sudah mulai membaur lagi dengan orang lain.

"Tak disangka saya bisa kembali normal. Semuanya amat luar biasa. Tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan betapa bersyukurnya saya saat ini," ujar Andy kala itu.

Andy mengenang, hidupnya amat terbatas setelah terluka parah akibat luka tembak saat dia baru berusia 21 tahun pada 2006.

Wajahnya yang rusak parah menghancurkan hidup dan cita-citanya untuk memiliki keluarga dan anak-anak.

"Kini saya bisa kembali menikmati hidup seperti dulu. Saya pernah melalui masa-masa kelam, maksud saya, saya telah membuat keputusan salah," ujarya.

Baca juga : Kontroversi di Balik Dokter Transplantasi Kepala Manusia

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com