Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 03/11/2017, 11:51 WIB
|
EditorVeronika Yasinta


WASHINGTON, KOMPAS.com - Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim pelaku teror New York yang menewaskan 8 orang pada Selasa (31/10/2017), Sayfulloh Saipov, sebagai pejuangnya.

Dilansir dari AFP, Jumat (13/11/2017), salah satu artikel majalah mingguan Al Naba menuliskan, "Salah satu dari pejuang ISIS menyerang kerumunan orang di jalan, di New York".

Informasi tersebut dikumpulkan oleh kelompok intelijen SITE yang berkedudukan di Amerika Serikat.

Artikel itu juga menyebutkan, aksi di New York berguna untuk menanamkan rasa ketakutan di AS, sehingga mendorong pemerintah AS makin meningkatkan pengamanan dan mengetatkan aturan masuknya imigran.

Baca juga : Pelaku Teror Truk New York Tak Menyesali Perbuatannya

ISIS juga mengklaim penembak massal di Las Vegas awal bulan lalu merupakan bagian dari pejuangnya. Stephen Paddock, telah menewaskan sedikitnya 58 orang dan melukai 515 lainnya, dalam sebuah konser musik di Las Vegas.

Namun, penelusuran Biro Penyelidik Federal (FBI) tidak menemukan keterkaitan Paddock dengan ISIS.

Baca juga : Terkait Pembantaian Las Vegas, Benarkah Paddock Sendirian?

Tak menyesal

Sementara itu, Saipov telah menjalani sidang perdananya. Pria berusia 29 tahun tersebut berasal dari Uzbekistan.

Petugas menahannya setelah pelaku menabrak kerumunan orang di jalur pejalan kaki dan sepeda, di New York.

Saat penyelidikan dilakukan, Saipov mengaku bertindak atas nama ISIS. Dia tidak menyesali perbuatannya.

Dia meminta bendera ISIS untuk dipajang di kamar rumah sakit. Saipov juga diduga memiliki tiga pisau, ribuan gambar propaganda ISIS, dan belasan video ISIS yang membunuh tahanan.

Kepolisian menyebutkan, aksi Saipov hampir sama persis dengan instruksi teror ISIS yang disebarkan di sosial media.

Saipov merupakan gambaran tersangka teror yang teradikalisasi di dalam negeri, setelah pindah ke AS pada 2010.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke