Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Militer Rwanda Siksa Ratusan Tahanan untuk Dapat Pengakuan"

Kompas.com - 10/10/2017, 16:52 WIB

Seorang mantan tahanan mengaku kepada HRW, tentara membekap wajahnya dengan kantung plastik, hingga dia tidak bisa bernafas.

"Saya terpaksa menerima semua yang mereka katakan, karena saya sudah nyaris mati. Setelah saya mengikuti kemauan mereka, barulah penyiksaan berhenti," kata korban itu.

"Mereka lalu menyodorkan sebuah dokumen yang harus saya tandatangani."

Laporan tersebut muncul hanya dua bulan setelah penyelidikan HRW menunjukkan bahwa pasukan keamanan, termasuk tentara, mengeksekusi setidaknya 37 orang tanpa proses hukum.

Baca: 37 Orang di Rwanda Dieksekusi Mati tanpa Proses Hukum

Sementara itu, konferensi pers pihak pemerintah terkait laporan itu sebenarnya dijadwalkan hari ini. Namun, rencana itu tiba-tiba dibatalkan di saat-saat terakhir.

Presiden Rwanda Paul Kagame telah berkuasa sejak 2000. Dia memenangi masa jabatan ketiga pada bulan Agustus lalu, dengan hampir 99 persen suara.

Capaian itu diperoleh Kagame, setelah sebelumnya dia sukses mengubah konstitusi untuk menghapus batas waktu masa jabatan presiden.

Kepemimpinan Kagame sempat menuai pujian. Tokoh ini dipandang mampu mengubah wajah Rwanda secara ekonomi, setelah pukulan genosida pada tahun 1994.

Di sisi lain, Kagame pun menuai kritik karena dinilai membatasi kebebasan media dan kelompok oposisi.

Sementara kelompok pembela hak asasi menuduh pemerintahan Kagame berkuasa dengan menebar rasa takut. 

Awal bulan ini Diane Rwigara --kritikus terkemuka Kagame yang diganjal untuk mencalonkan diri dalam pemilihan umum, ditahan dan dikenai tuduhan menghasut pemberontakan terhadap negara.

Rwigara dijadwalkan kembali dibawa ke muka persidangan pada hari Rabu besok. 

Baca: Sekelompok Turis Kalang Kabut Dikejar Gorila di Hutan Rwanda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com