DHAKA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Banglades, Sheikh Hasina Wajed, menyerukan kepada Myanmar untuk mengambil kembali ratusan pengungsi Muslim Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di negara bagian Rakhine.
Ketika berbicara dalam kunjungan ke kamp pengungsian di Kutupalong, Banglades, Sheikh Hasina meminta Myanmar memandang situasi ini penuh dengan rasa kemanusiaan dengan mengatakan orang-orang tak bersalah mengalami penderitaan.
"Pesan pribadi saya sangat jelas, mereka seharusnya mempertimbangkan situasi ini dari kacamata kemanusiaan," tegas PM Hasina kepada BBC, Selasa (12/9/2017).
"Karena orang-orang ini adalah orang-orang tak bersalah. Anak-anak dan perempuan menderita. Orang-orang ini adalah warga Myanmar. Ratusan tahun lalu mereka sudah tinggal di sana. Bagaimana mereka menafikkan bahwa mereka bukan warga negaranya?"
Terus tampung
Sekitar 370.000 pengungsi Rohingya telah melarikan diri ke Banglades sejak Myanmar melancarkan operasi militer di Rakhine sebagai tanggapan atas serangan gerilyawan Rohingya, Tentara Pembebasan Rohingya Arakan (ARSA).
Baca: Indonesia Tawarkan Bantuan Penanganan Rohingya di Banglades
Militer Myanmar mengatakan operasi ditujukan untuk memerangi milisi Rohingya dan membantah telah menyerang warga sipil
Akan tetapi, para pengungsi yang melarikan diri mengatakan pasukan membalas serangan gerilyawan Rohingya terhadap pos-pos polisi pada 25 Agustus 2017 dengan kekerasan brutal yang diikuti dengan pembakaran desa-desa Rohinga dengan tujuan mengusir mereka.
Sebelum gelombang baru, Banglades sudah menampung sekitar 400.000 pengungsi Rohingya.
Sheikh Hasina juga mengatakan, Banglades akan terus memberikan penampungan sampai Myanmar mengambil mereka.
Ia juga mengecam kelompok militan Rohingya atas pecahnya kekerasan terbaru, tetapi dikatakannya bahwa pemerintah Myanmar seharusnya menangani masalah ini dengan cara yang lebih sabar lagi.
Baca: Pengungsi Rohingya Ditolak Banglades
Rohingya, sebagian besar tinggal di Rakhine yang mayoritasnya etnik Rakhine beragama Buddha, telah lama mengalami persekusi di Myanmar.
Myanmar menganggap mereka sebagai pendatang gelap dan menjuluki mereka dengan istilah “orang Bengali” atau “orang Muslim”, tanpa menyebut nama “Rohingya”.
Sebelumnya pemerintah Banglades mengatakan, pihaknya tengah menghadapi dua tantangan besar, yakni menyediakan penampungan dan bantuan kemanusiaan lain, bagi ratusan ribu pengungsi baru Rohingya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.