Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Menakutkan, Desa Kami Dibakar, Banyak Anak dan Orangtua Terpisah"

Kompas.com - 30/08/2017, 19:45 WIB

Ia juga mengatakan, warga Rohingya yang mengalami luka, baik akibat tembakan senjata api maupun karena luka bakar.

"Terlihat dengan jelas, orang-orang Rohingya ini trauma," kata Sahany.

PBB pun telah mengecam serangan oleh milisi Rohingya, dan kemudian mendesak militer Myanmar melindungi warga sipil tanpa membedakan etnisitas atau agama.

Nasib 1,1 juta warga Muslim Rohingya di Myanmar menjadi salah satu persoalan serius yang dihadapi pemerintahan pimpinan Aung San Suu Kyi.

Masyarakat internasional menuduh Suu Kyi berdiam diri atas persekusi yang dialami warga Rohingya.

Di Myanmar, warga Rohingya tidak diakui, tak diberi status warga negara, dan dianggap sebagai imigran gelap.

Meski, mereka mengklaim bahwa akar budaya mereka sudah ada di Myanmar sejak berabad-abad silam.

Kekerasan dalam beberapa hari ini menandai eskalasi dramatis sejak Oktober lalu ketika milisi Rohingya melakukan serangan dengan skala yang lebih kecil.

Ketika itu, serangan ini juga dibalas dengan operasi militer, yang dikatakan PBB sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Militer Myanmar mengatakan, mereka sebisa mungkin akan menahan diri tapi juga menegaskan mereka mempunyai hak untuk membela diri dari serangan-serangan teroris.

Baca: Bantu Rohingya, Menlu Retno Akan Terbang ke Myanmar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com