Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Menakutkan, Desa Kami Dibakar, Banyak Anak dan Orangtua Terpisah"

Kompas.com - 30/08/2017, 19:45 WIB

Di antara mereka ada perempuan muda bernama Noor Begum.

"Jika kami kembali ke desa kami (di Rakhine), kami pasti akan dibunuh oleh tentara. Jangan paksa kami kembali ke sana."

Begum mengungkapkan kesaksiannya dengan berurai air mata kepada BBC di perbatasan Banglades-Myanmar.

"Lebih baik kami mati di sini, kami tak mau pulang," kata dia lagi.

Baca: Gerilyawan Rohingya Serang Pos Polisi Myanmar, 32 Orang Tewas

Gelombang pengungsian terbaru dipicu oleh serangan mematikan terhadap pos-pos keamanan di Rakhine oleh milisi Rohingya.

Serangan itu kemudian dibalas dengan operasi keamanan oleh militer Myanmar.

Trauma mendalam

Wartawan AFP yang mengunjungi desa-desa yang dilanda konflik mengatakan asap dari rumah rumah yang dibakar terlihat membumbung ke angkasa.

Ia mengatakan, kekerasan tak menunjukkan tanda-tanda akan segera mereda.

Setidaknya 110 orang tewas, 11 di antaranya pejabat negara bagian, sementara ribuan warga sipil mengungsi ke Banglades.

Organisasi Migrasi Internasional (IOM) mencatat jumlah warga Rohingya yang mengungsi mencapai sedikitnya 18.445 orang.

"Kondisi mereka mengenaskan. Mereka sangat membutuhkan makanan, layanan kesehatan, dan tempat penampungan."

Baca: Kekerasan Terhadap Rohingya, Menlu Telpon Penasehat Keamanan Myanmar

Demikian diungkapkan Sanjukta Sahany, pejabat IOM di Cox's Bazar, di perbatasan Banglades-Myanmar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com