Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beijing Kritik Sanksi Baru AS atas Individu dan Perusahaan China

Kompas.com - 23/08/2017, 22:12 WIB

BEIJING, KOMPAS.com – Pemerintah China di Beijing, Rabu (23/8/2017), mengeritik sanksi baru Amerika Serikat (AS) yang menargetkan individu dan perusahaan China yang berbisnis dengan Korea Utara (Korut).

Departemen Keuangan AS sehari sebelumnya menetapkan sanksi baru terhadap serangkaian individu dan perusahaan China dan Rusia, dan menuduh mereka mendukung program nuklir Korut.

Presiden AS, Donald Trump, beberapa kali mendesak China untuk berbuat lebih banyak dalam meyakinkan sekutunya Korut agar meninggalkan program rudal nuklir dan balistiknya.

"Tindakan AS takkan membantu penyelesaian masalah serta saling percaya dan kerjasama dengan China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dalam konferensi pers.

Baca: AS Kenakan Sanksi kepada Individu dan Perusahaan Rusia dan China

"Kami mendesak pihak AS untuk menghentikan kesalahan ini dan memperbaikinya," katanya.

Pada saat yang sama, Hua mengatakan,  situasi yang "sangat menegangkan" di Semenanjung Korea "telah menunjukkan beberapa tanda mereda" berkat upaya terpadu berbagai pihak, meskipun "tetap sangat kompleks dan sensitif".

Pernyataan itu dibuat beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson memberi isyarat bahwa pembicaraan dengan Korut mungkin dilakukan "dalam waktu dekat".

Trump kemudian mengatakan dalam sebuah pidato, pemimpin Korut, Kim Jong Un, "mulai menghormati" AS.

Hua memperbarui seruan Beijing untuk perundingan damai dan untuk Korut dan AS untuk menahan diri.

Baca: Trump: Hentikan "Omong Kosong" Korut, China Harus Bertindak

"Kami juga mencatat bahwa banyak pemimpin negara juga mengatakan bahwa masalah semenanjung Korea harus diselesaikan dengan damai," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying.

"China kembali menyerukan dialog, perdamaian dan deeskalasi, ketimbang konfrontasi, perang dan provokasi bersama, mewakili suara umum masyarakat internasional," lanjutnya.

Ketegangan agak mereda sejak pimpinan Korut, Kim Jong Un, menghentikan untuk sementara rencana serangan rudal ke wilayah Pasifik AS di Guam.

Namun, Pyongyang hari Rabu menegaskan telah mencapai kemajuan teknologi yang signifikan dalam program rudalnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com