Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G-20: KTT Penuh Paradoks

Kompas.com - 03/07/2017, 20:16 WIB

HAMBURG, KOMPAS.com – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 (G-20), forum bagi 20 negara ekonomi kuat, tinggal beberapa hari lagi digelar di Hamburg, Jerman.

Ada baiknya kita perlu mengenal, bagaimana urgensi dan kepentingan dari pertemuan tingkat tinggi untuk forum 20 negara G-20 itu.

Para kepala negara dan kepala pemerintahan dari negara-negara G-20 itu akan bertemu, tepatnya pada 7-8 Juli di Hamburg.

Kanselir Angela Merkel, sebagai tuan rumah, tentu saja sudah mulai sibuk menengahi adu kepentingan dari negara-negara peserta.

Kanselir Jerman Angela Merkel, setelah berkuasa selama 12 tahun,  sudah mengumpulkan banyak pengalaman dalam berbagai KTT, termasuk KTT G-20.

Baca: Terlibat Pesta Seks, 220 Polisi Ditarik dari Tugas Kawal KTT G-20

Pada 2007, ia menjadi tuan rumah KTT G-8 di Heiligendamm dan pada 2015 menjadi tuan rumah KTT G-7 di Elmau, negara bagian Bayern.

Sekarang, Hamburg menjadi lokasi pertemuan raksasa KTT G-20. Jumlah delegasi yang sudah mendaftar jauh lebih besar dari KTT sebelumnya. Kecuali Raja Arab Saudi, Salman, batal hadir.

KTT di Hamburg tidak hanya luar biasa dari jumlah pesertanya. Tantangan terbesar yang akan dihadapi Merkel kali ini adalah sengketa dan perbedaan pandangan yang begitu besar dalam isu-isu sentral.

 "KTT G-20 kali ini dilaksanakan di tengah beragam tantangan yang sangat serius", kata Merkel.

"Untuk menyebut hanya beberapa yang terbesar, yakni terorisme, perubahan iklim, proteksionisme – dan semua isu ini akan dibahas. Dunia berada dalam kegundahan dan makin terpecah belah." 

Tiga orang penting

Sengketa besar di KTT G-20 ini diwakili terutama oleh tiga nama, yakni Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.

Baca: Pimpinan Negara G20 Akan Bertemu di Jerman, Apa yang Dibicarakan?

Ketiganya akan hadir di Hamburg, dan ketiganya ingin menggunakan KTT G-20 kali ini sebagai panggung besar untuk kepentingan sendiri.

Erdogan malah ingin menggunakan kedatangannya di Jerman untuk berpidato di Hamburg di hadapan warga Turki.

Pemerintah Jerman sampai kini melarang agenda itu. Harus ditunggu, apakah Erdogan akan tunduk pada larangan itu.

Trump ingin menggunakan ajang KTT G-20 untuk melakukan pertemuan langsung dengan Presiden Putin. Inilah pertemuan pertama kedua pempimpin itu, sejak Trump menjadi presiden.

Banyak tema yang bisa dibahas, yakni perang di Suriah, sanksi AS terhadap Rusia sampai soal pengusutan keterlibatan Rusia dalam Pilpres AS tahun lalu yang dimenangi Trump.

Sengketa perubahan iklim

Trump juga mempunyai pandangan berbeda tentang perubahan iklim dari kebanyakan anggota G-20.

Dia sendiri mengatakan tidak akan mundur satu milimeter pun dari keputusannya keluar dari Perjanjian Iklim Paris.

Baca: Kekecewaan Indonesia untuk G20

Trump menyebut telah mengambil keputusan untuk"melindungi lapangan kerja di AS. Melindungi perusahaan dan para pekerja" kata Trump dan menambahkan, dia "bangga dengan itu".

"Di Hamburg kita tidak berharap pembicaraan akan berlangsung mudah", kata Merkel.

"Perbedaan pandangan sudah sangat terbuka, dan sangatlah tidak jujur kalau kita mau menutup-nutupinya. Saya tidak akan melakukan itu."

Di lain pihak, Merkel tidak ingin mengisolasi Trump. "Kami akan mengupayakan untuk menyuarakan posisi kami: berpegang pada Paris. Tapi kami juga akan berupaya untuk menemukan solusi bersama."

Tema terpenting: ekonomi

Tantangan terbesarnya adalah bagaimana menemukan jalan untuk mendukung Perjanjian Iklim Paris tanpa mengisolasi pihak lain yang tidak menyetujuinya.

Dalam beberapa isu lain, situasinya lebih mudah, misalnya dalam isu perang melawan terorisme, politik kesehatan, pemberdayaan perempuan atau isu pengungsi. Merkel mengatakan, dia sendiri "sangat optimis".

Karena G-20 awalnya adalah ajang untuk membahas situasi perekonomian dunia, kali ini pun di Hamburg tema kerjasama internasional dan politik keuangan global tetap akan menjadi sorotan utama. Isu perdagangan bebas juga akan menjadi tema besar.

Baca: Gara-gara AS, G20 Tak Capai Kesepakatan Perdagangan Bebas

"Saya yakin, bahwa proteksionisme tidak bisa menjadi solusi", kata Angela Merkel.

"Itu malah akan merugikan semua. Karena itu, kita membutuhkan pasar terbuka, karena itu salah satu target saya adalah, bahwa dari ajang KTT G-20 ini muncul satu sinyal jelas untuk pasar bebas dan penolakan isolasi, juga pernyataan tegas untuk sistem perdagangan multilateral."

Hamburg jadi sorotan dunia

Sebagai tuan rumah KTT G-20, Jerman akan mengangkat tema kerjasama dengan Afrika.

Melalui prakarsa "Compact with Afrika", para investor swasta dan publik akan diajak untuk menginvestasikan dana di benua itu, di luar dari program-program bantuan pembangunan yang sudah ada.

Juga akan dibahas Agenda 2030 yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pembangunan berkelanjutan.

"Kami dan mitra-mitra kami di G-20 ingin menjadikan forum ini sebagai pendobrak garis depan dalam penerapan agenda ini, dan saya ingin mitra-mitra G-20 kami mewajibkan diri untuk secepatnya melaporkan strategi nasional tentang penerapannya", kata Kanselir Jerman.

Baca: Indonesia bersama G20 Berkomitmen Dorong Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com