ANKARA, KOMPAS.com - Pemerintah Turki, Jumat (23/6/2017), menolak tuntutan Arab Saudi dan sekutunya untuk menutup pangkalan militer di Qatar.
Penutupan pangkalan militer Turki ini merupakan satu dari 13 syarat yang harus dipenuhi Qatar untuk mengakhiri isolasi.
Menteri Pertahanan Turki Fikri Isik kepada stasiun televisi NTV mengatakan, dia belum menerima secara resmi permintaan penutupan pangkalan militer di Qatar itu.
Baca: Penutupan "Al Jazeera" Jadi Salah Satu Syarat Pencabutan Isolasi Qatar
Namun, Isik menegaskan, pemerintah Turki tak memiliki rencana untuk mengevaluasi kesepatakan yang diteken dengan pemerintah Qatar pada 2014 itu.
Pernyataan Isik ini muncul setelah Arab Saudi dan beberapa negara Arab memasukkan penutupan pangkalan militer itu sebagai syarat untuk mengakhiri krisis diplomatik ini.
"Jika memang ada tuntutan semacam itu, maka artinya adalah mencampuri hubungan bilateral sebuah negara," kata Isik.
"Pangkalan militer di Qatar selain merupakan milik Turki juga sarana untuk menjamin perdamaian dan kestabilan Qatar serta kawasan di sekitarnya," tambah dia.
"Pangkalan militer ini sangat penting dan tak satu pun negara boleh mengganggunya," lanjuta dia.
Pada Kamis (22/6/2017), lima kendaraan lapis baja dan 23 personel militer Turki tiba di Doha sebagai bagian dari kerja sama militer dengan Qatar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.