Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Filipina Deklarasikan Kemerdekaan dari Spanyol

Kompas.com - 12/06/2017, 19:30 WIB

Pada 8 Agustus, komandan Spanyol menginformasikan kepada pasukan Amerika bahwa dia akan menyerahkan Manila dengan dua syarat.

Pertama, Spanyol meminta pasukan Amerika berjalan memasuki Manila layaknya sedang bertempur dan syarat kedua adalah melarang pemberontak Filipina masuk ke Manila.

Pada 13 Agustus digelarlah perang pura-pura di Manila dan pasukan Amerika memegang janjinya dengan mencegah pasukan Filipina masuk ke dalam kota.

Saat Amerika menduduki Manila dan merencanakan negosiasi damai dengan Spanyol, Aguinaldo memiliki kegiatan lain.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Israel Serang Mesir, Awali Perang Enam Hari

Dia membentuk sebuah dewan revolusioner, Malolo, pada September. Dewan ini kemudian membentuk konstitusi demokratis pertama di Asia.

Setelah pemerintahan terbentuk maka dipilihlah Aguinaldo sebagai presiden pada Januari 1899.

Pada 4 Februari 1900, apa yang disebut sebagai kebangkitan Filipina terjadi ketika para pemberontak bertempur melawan pasukan Amerika Serikat di Manila.

Dua hari kemudian senat meratifikasi Kesepakatan Paris dengna Spanyol. Isi kesepakatan itu adalah Filipina kini adalah wilayah AS dan diminta membayar 20 juta emas kepada Spanyol sebagai kompensasi.

Sebagai respon atas pengkhianataini, Aguinaldo menggelar kembali revolusi kali ini melawan Amerika Serikat.

Kalah dalam perang terbuka, Aguinaldo mengubah strategi menjadi perang gerilya yang merepotkan Amerika

Akhirnya Kongres AS mengizinkan pengiriman 60.000 tentara untuk mengakhiri pemberontakan di Filipina.

Pada akhir 1899, terdapat 65.000 tentara Amerika di Filipina tetapi perang terus berlanjut. Pencaplokan Filipina mendapat banyak tentangan di Amerika termasuk dari kandidat presiden Partai Demokrat William Jennings Bryan.

Namun, pada November 1900 petahana William McKinley memenangkan pemilihan presiden dan perang berlanjut.

Pada 23 Maret 1901, dalam sebuah operasi yang berani, Jenderal Frederick Funston dan sekelompok tentara menyamar sebagai tawanan melakukan serangan mendadak ke kubu Aguinaldo di desa Palanan , Luzon.

Pasukan Amerika sukses menangkap Aguinaldo yang kemudian menyatakan sumpah setia kepada AS dan menyerukan penghentian perlawanan.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Evakuasi Tentara Inggris dari Dunkirk Berakhir

Meski demikian perlawanan terus berlangsung tetapi berangsur-angsur bisa dipatahkan meski menjatuhkan korban yang sangat banyak.

Pada 1902, pemerintahan sipil Amerika menguasai Filipina dan pemberontakan selamam tiga tahun dinyatakan berakhir. Meski perlawanan secara sporadis masih berlangsung selama beberapa tahun berikutnya.

Lebih dari 4.000 tentara Amerika tewas di Filipina atau lebih banyak 10 kali lipat dari korban dalam Perang Amerika-Spanyol.

Sementara lebih dari 20.000 warga Filipina tewas dan jumlah yang hilang tak pernah diketahui.

Pada 1935, Persemakmuran Filipina terbentuk atas persetujuan Amerika dan Manuel Quezon terpilih menjadi presiden pertama. Pada 4 Juli 1946 Filipina mendapatkan kemerdekaannya dari Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com