Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Warga Indonesia di Australia Gelar Aksi Mendukung Ahok

Kompas.com - 15/05/2017, 18:02 WIB

CANBERRA, KOMPAS.com - Sebagian warga Indonesia di Australia di Perth, Canberra, Sydney dan Melbourne berkumpul menyatakan solidaritas untuk Gubernur Jakarta (Non Aktif) Basuki Tjahaja Purnama yang dijatuhi hukuman penjara dua tahun dalam kasus penodaaan agama.

Aksi ini paling banyak diikuti warga Indonesia yang tinggal di Sydney. Diperkirakan sekitar 2.000 orang hadir di Botanical Gardens, hari Minggu (14/5/2017).

Warga berkumpul untuk berdoa bersama selama dua menit dan menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum membubarkan diri.

Donny Verdian adalah salah seorang yang hadir bersama istri, kedua anak dan mertuanya dalam acara ini.

Baca: Aksi Bela Ahok di Taiwan, Warga RI Banjiri "Taipei Main Station"

"Saya datang karena saya ingin memberi dukungan kepada Indonesia, lebih dari sekadar Ahok, untuk tetap berbhineka, ber-Pancasila dan mempertahankan kesatuan negara NKRI," katanya.

Di Melbourne, ratusan warga Indonesia berkumpul pada Sabtu (13/5/2017) siang di Box Hill Gardens, sekitar 20 km dari pusat kota.

Sebagian dari mereka setelah menyatakan solidaritas untuk Ahok, mendatangi Satay Festival sebuah ajang yang sudah 27 tahun diselenggarakan warga Indonesia di negara bagian Victoria.

Salah satu yang hadir adalah Putu Laxman Pendit, yang memberikan orasinya di depan mereka yang hadir.

Selain menyampaikan simpati kepada Ahok, Putu mengatakan, dia juga prihatin sebab berbagai pilkada yang diselenggarakan serempak di Indonesia akan menjadikan apa yang terjadi di Jakarta sebagai panutan.

"Marilah kita lanjutkan, secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, upaya mencegah terjadinya hal serupa ke Ahok-Ahok yang lain di masa depan. Apa yang dialami Ahok harus tidak terjadi lagi di masa mendatang," kata Putu.

Tidak lama lagi, akan ada Pilkada serentak di Indonesia, dan Pilkada Jakarta tidak boleh jadi contoh apalagi panutan," kata Putu.

Di ibu kota Australia Barat, Perth, diperkirakan sekitar 1.000 orang WNI berkumpul di Sir James Mitchell Park mengenakan pakaian berwarna merah putih. 

Salah seorang yang hadir Lidya Mclure mengatakan alasan keikutsertaannya dalam acara itu.

"Karena saya ingin NKRI tetap bersatu tidak bisa dipecah biar pun kita berbeda tapi tetap satu," katanya.

Baca: Dibantu Wali Kota Amsterdam, Warga RI Gelar "Aksi Ahok" di Museumplein

Walau sudah lebih dari 30 tahun tinggal di luar negeri, dia tetap mencintai Indonesia serta merasa sedih dengan keadaan Indonesia saat ini.

"Ketika saya mendengar lagu-lagu kebangsaan Indonesia dinyanyikan, saya sedih karena teringat masa kecil saya di Indonesia. Hari ini sangat berkesan bagiku karena merasa bahwa kita semua satu tidak berbeda-beda dan tetap satu," katanya lagi.

Sementara itu, Achmad Room Fitrianto, salah seorang mahasiswa di Perth mengatakan baginya Ahok adalah simbol perlawanan terhadap pemerintahan yang tak benar, simbol kebhinekaan, simbol keberanian, simbol yang bisa membangkitkan gairah untuk berpartisipasi dalam pembangunan negeri.

Di ibu kota Canberra ratusan masyarakat Indonesia menggelar aksi di Lake Burley Griffin hari Minggu (14/5/2017) malam.

Menurut Lelianaq Setiono, salah seorang penggagas kegiatan itu, aksi dilakukan karena kekhawatiran akan masalah yang lebih besar dari pemenjaraan Ahok.

Masalah yang paling mengkhawatirkan yaitu semakin diterimanya kekerasan dan pemaksaan kehendak suatu kelompok.

Baca: Berbaju Serba Hitam, Mahasiswa RI di Leicester Gelar Aksi Bela Ahok

"Kami bukan anggota partai, kami merupakan masyarakat Indonesia yang perduli akan keberlangsungan Indonesia yang beraneka ragam dan penuh toleransi," kata Leliana.

Di antara yang hadir adalah Amrih Widodo, budayawan asal Indonesia yang tinggal di Canberra.

"Situasi politik Indonesia semakin meresahkan dan semakin jauh dari cita-cita dan dasar konstitusi bangsa. Politisasi agama dan intoleransi semakin merajalela dan terus memicu konflik horisontal di masyarakat," kata Amrih.

"Sudah saatnya silent majority untuk menyatakan sikap," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com