Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Reaktor Nuklir Chernobyl Meledak

Kompas.com - 26/04/2017, 21:53 WIB

Sebelum materi penyerap sepanjang lima meter di batang pengendali itu masuk ke inti reaktor, sebanyak 200 pucuk grafit secara simultan masuk ke inti reaktor memicu reaksi dan menyebabkan ledakan.

Ledakan tersebut menghancurkan lapisan baja dan beton penutup reaktor.

Meski bukan ledakan nuklir, karena pembangkit listrik tenaga nuklir tak mampu menghasilkan reaksi semacam itu, tetap saja ledakan itu berbahaya.

Ledakan itu adalah sebuah reaksi kimia yang dipicu tekanan gas dan uap yang dihasilkan meningkatnya suhu.

Akibat ledakan itu, lebih dari 50 ton materi radioaktif dilepaskan ke atmosfir, yang kemudian terbawa angin.

Pada 27 April 1986, pemerintah Uni Soviet mulai mengevakuasi 30.000 warga Pripyat dan sebuah "kisah" dibuat untuk menutupi insiden itu.

Baca: AS Janjikan Rp 132 Miliar bagi Penyintas Chernobyl

Namun, pada 28 April 1986, stasiun pemantau radiasi Swedia yang terletak hampir 1.300 kilometer sebelah barat laut Chernobyl, melaporkan adanya level radiasi nuklir 40 persen lebih tinggi dari batas normal.

Tak lama setelah laporan itu, kantor berita Uni Soviet mengabarkan sebuah ledakan terjadi di PLTN Chernobyl.

Di hari-hari pertama krisis ini, 32 orang tewas di lokasi PLTN Chernobyl dan puluhan lainnya menderita luka bakar akibat radiasi nuklir.

Radiasi yang lepas ke atmosfer, yang levelnya lebih tinggi dibanding bom atom Hiroshima dan Nagasaki, dibawa angon ke arah Eropa Timur dan Utara mencemari jutaan hektar hutan dan lahan pertanian.

Diperkirakan 5.000 warga Uni Soviet meninggal dunia akibat kanker atau penyakit lain yang terkait radiasi Chernobyl.

Jutaan orang lainnya mengalami gangguan kesehatan yang cukup signifikan.
Pada 2000, reaktor terakhir di Chernobyl dimatikan dan PLTN itu resmi berhenti beroperasi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com