Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Kelompok Terlarang Banglades Tewas di Tiang Gantungan

Kompas.com - 13/04/2017, 14:04 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.com - Otoritas Banglades mengeksekusi mati Mufti Hannan, pimpinan kelompok militan terlarang di negara itu, Harkatul Jihad al-Islam. 

Bersama dua pengikutnya, Hannan dihukum terkait serangan granat terhadap seorang diplomat Inggris, tahun 2004 silam.

Serangan granat itu merenggut tiga nyawa, dan melukai sejumlah orang lainnya.

Namun, target utama dalam serangan itu, yakni Komisioner Tinggi Inggris Anwar Choudhury lolos dari maut. 

Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan, Kamis (13/4/2017), mengatakan, Hannan dan satu rekannya menjalani hukum gantung Rabu malam.

Keduanya tewas di tiang gantungan di penjara Kashimpur, yang berada di pinggiran Ibu Kota Dhaka.

Sementara, seperti diberitakan AP, terpidana ketiga menjalani eksekusi mati di Distrik Sylhet, juga pada Rabu malam.

Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung Banglades sudah mengukuhkan hukuman mati atas ketiganya, berdasarkan vonis pengadilan pada tahun 2008.

Selanjutnya, Presiden menolak permohonan grasi mereka.

Harkatul Jihad adalah kelompok terlarang di negeri itu, yang berniat menegakkan hukum syariah di Banglades.

Pemerintahan di negara dengan populasi 160 juta jiwa berpenduduk mayoritas Muslim itu, berjalan di bawah hukum sekular yang berkiblat kepada sistem hukum di Inggris.

Demi mencapai cita-citanya, Harkatul Jihad kerap menargetkan kelompok berhaluan kiri.

Harkatul Jihad juga menentang Liga Awami Banglades yang dipimpin oleh Perdana Menteri berkuasa Sheikh Hasina.

Kelompok ini yang disebut bersalah atas serangkaian serangan yang terjadi antara tahun 1999-2005, yang merenggut lebih dari 100 nyawa.

Hannan adalah salah satu tokoh tertinggi dalam kelompok radikal Islam di Banglades itu.

Tercatat, dia pernah bergabung dalam perang di Afganistan melawan Uni Soviet dan terluka pada tahun 1990.

Dia menjadi pimpinan utama di Harkatul Jihad di Bangladesh setelah dia kembali ke negara itu.

Kelompok terlarang di Banglades ini didirikan di Pakistan, di mana Hannan menuntut ilmu.

Eksekusi mati ini dipercaya akan membantu Banglades untuk membangun kepercayaan diri dalam perang melawan kelompok radikal Islam.

Terlebih, sejak beberapa tahun terakhir, kelompok itu telah menggencarkan serangannya kepada para blogger atheis, penulis, dan warga asing, serta kelompok minoritas.

Selain Harkatul Jihad, Banglades juga telah melarang sejumlah kelompok serupa dalam beberapa dekade terakhir.

Namun, kelompok-kelompok militan lokal Banglades pun semakin berkembang dan aktif dalam beberapa tahun terakhir, meski ada tindakan keras dari pemerintahan Hasina.

Sejak Juli, sekitar 55 anggota kelompok terlarang Jumatul Mujahedeen Banglades terbunuh dalam bentrokan dengan aparat, di berbagai lokasi di negeri itu.

Otoritas Banglades menyalahkan kelompok radikal itu atas sejumlah serangan yang terjadi, termasuk serangan di kafe Dhaka.

Serangan yang didahului dengan penyanderaan pada Juli 2016 lalu itu menewaskan 20 orang termasuk 17 warga asing. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com