PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara bertekad menggunakan kekuatan militer secara penuh jika AS mengambil langkah gegabah dalam pengerahan armada tempurnya ke Semenanjung Korea.
Kementerian luar negeri Korea Utara, seperti dikutip kantor berita KCNA, mengatakan, pengerahan itu menunjukkan "langkah gegabah AS untuk menyerang telah mencapai fase yang serius".
Namun, komando Pasifik AS berkilah, langkah itu bertujuan untuk menjaga kesiagaan di wilayah tersebut.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengatakan, AS siap bertindak sendiri menghadapi ancaman nuklir Korea Utara.
Sementara Korea Selatan dan sekutu terdekat Korea Utara, China, memperingatkan sanksi yang lebih berat jika Pyongyang kembali melakukan uji coba rudal.
Gugus tempur Carl Vinson terdiri sebuah kapal induk dan sejumlah kapal perang. Semula armada ini hendak berlabuh di Australia tetapi kemudian dialihkan dari Singapura ke Pasifik Barat, tempat latihan militer AS dengan AL Korea Selatan.
"Kami menganggap AS sepenuhnya bertanggung jawab atas bencana yang mungkin timbul akibat langkah mereka yang berbahaya itu," kata kementerian luar negeri Korea Utara.
"Republik Rakyat Demokratik Korea siap untuk bereaksi terhadap segala bentuk modus perang yang diinginkan oleh AS," tambah Kemenlu Korea Utara.
Sementara itu, pada Senin (10/4/2017), utusan pemerintah China untuk semenanjung Korea, Wu Dawei bertemu dengan Menlu Korea Selatan dan utusan khusus urusan nuklir.
Para pejabat Korea Selatan kepada wartawan mengatakan, kedua negara sepakat memberlakukan "langkah-langkah keras lain" jika Korea Utara melakukan uji coba nuklir atau rudal lebih lanjut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.