KOMPAS.COM - Setiap saat pasti ada pasien yang dibawa dengan tandu ke rumah sakit lapangan Athbah di selatan Mosul, Irak utara.
Dokter Sultan, yang bertugas di sana, selalu berdoa semoga pasien tersebut bukan adik atau kakaknya.
Kebanyak paramedis di rumah sakit lapangan itu berasal dari kota Mosul yang tengah dilanda pertempuran sengit, antara militer Irak melawan militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Setiap pasien korban perang mereka rawat seperti anggota keluarga atau tetangga dekat mereka, seperti dilaporkan Agence France-Presse.
"Ini sangat menyedihkan bagi kami. Banyak orang, anak-anak, harus amputasi atau akan dibiarkan tetap lumpuh," kata Sultan di rumah sakit lapangan di Athbah, hanya beberapa mil di selatan Mosul.
Sultan, yang tidak mau namanya disebut lengkap, melarikan diri dari Mosul ketika ISIS masih menguasasi kota itu.
Baca juga: Tentara Irak Rebut Gedung Pemerintah dan Museum di Mosul
Mosul dijadikan ibu kota de facto kekhalifahan ISIS di Irak sejak 2014, seperti halnya Raqqa di Suriah.
Meski Sultan telah meloloskan diri dari Mosul, namun masih sangat banyak saudaranya terjebak perang di sisi barat Mosul.
Kawasan barat Mosul masih dikendalikan kekolompok jihadis ISIS meskipun sudah hampir enam bulan pasukan keamanan Irak bertempur untuk merebutnya kembali.
"Saya tidak mempunyai berita," kata Sultan. "Daesh (ISIS) menggunakan warga sipil sebagai perisai hidup dan banyak gedung telah ambruk akibat serangan udara,” katanya.”
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan