"Beberapa dari mereka adalah tetangga kami, datang dari daerah yang sama di mana saya hidup di Mosul dan saya merasa sedih melihat mereka," katanya.
Pertempuran untuk merebut kembali Mosul dari ISIS, yang menjadikan kota itu sebagai benteng pertahanan terakhir mereka di Irak, telah menyebabkan jatuhnya korban dari kalangan sipil.
Baca juga: Irak Memulai Operasi Militer Merebut Sisi Barat Kota Mosul
Menurut PBB, 307 orang tewas antara 17 Februari dan 22 Maret dalam operas besar menggempur Mosul, setelah operasi pembebasan Irak dari ISIS dimulai pada pertengahan Oktober 2016.
Perang juga menyebabkan putusnya rantai distribusi berbagai barang kebutuhan pokok. Banyak orang menderita kelaparan, dan anak-anak menderita gizi buruk akut.
“Hampir semua pasien kami menderita malnutrisi,” kata Taryn Anderson, kepala perawan pada klinik Athbah.
"Kami tidak bisa menyebutnya kelaparan tapi itu sangat memprihatinkan, terutama untuk anak-anak."
Ali Saad Abdulkhaled, perawat berusia 26 tahun, yang merawat pasien di rumahnya di Mosul timur selama pertempuran berkecamuk di sana, mengatakan, jumlah korban sipil yang menderita luka-luka telah meningkat dengan tajam.
"Sisi barat (Mosul) yang lebih padat penduduknya ada di Kota Tua. Jumlah korban sangat banyak. Mereka adalah tetangga kami, keluarga kami”.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.