Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdamaian Suriah Masih Sulit meski ISIS Makin Terdesak

Kompas.com - 27/02/2017, 19:19 WIB

DAMASKUS, KOMPAS.com - Jet tempur militer Suriah mengebom sebuah kawasan di Provinsi Homs yang dikuasai pemberontak, Minggu (26/2/2017).

Sedikitnya tiga tewas dan belasan cedera. Walaupun perundingan perdamaian terus berlangsung, tantangan sulit diatasi.

Media pro-pemerintah Suriah dan organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) yang berpusat di Inggris mengatakan, pasukan mendesak maju hingga sekitar sembilan kilometer dari kota tua Palmyra.

Kota yang kaya warisan arkeologis itu kembali diserbu kelompok ekstrimis yang menyebut dirinya Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) pada Desember 2017.

Pada Maret tahun sama pemerintah telah berhasil mendesak ISIS  keluar dari Palmyra.

Menurut SOHR dan media pemerintah, pasukan Suriah dan sekutunya mengontrol sejumlah bukit yang berdekatan dengan tiga tambang gas di sebelah barat Palmyra.

ISIS mengalami gempuran berat di Irak dan Suriah dalam beberapa bulan berakhir.

Militer kini semakin mendekati Palmyra hanya beberapa hari setelah kelompok ekstrimis itu kehilangan kuasa di kota Al-Bab, setelah digempur pasukan Turki yang mendukung pemberontak Suriah. 

Di Irak, ISIS juga semakin terdesak. Pasukan pemerintah terus maju menggempur ISIS di bagian barat kota Mossul.

Sementara di bagian timur ISIS sudah didesak keluar beberapa pekan lalu. Perundingan perdamaian Suriah dilanjutkan di Geneva, Swiss.

Pada Minggu (26/2017), Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura bertemu wakil oposisi Suriah secara terpisah di Geneva, untuk mendiskusikan perdamaian di Suriah.  

Setelah pertemuan, Jihad Makdissi, yang memimpin oposisi mengatakan, pihaknya memberikan dokumen tentang bagaimana mengadakan perundingan antara kelompok oposisi dan pihak pemerintah.

Makdissi yang dulu jadi juru bicara pemerintah Suriah, berupaya menghilangkan perbedaan antar kelompok oposisi, dengan mengatakan mereka "beragam" bukan "terpecah belah".

Mereka juga bisa sepakan dalam masalah teknis bukan politis.

Namun aktivis oposisi juga mengkritik keras pemerintah yang melancarkan pemboman mematikan di kawasan Homs yang dikuasai oposisi.

Mereka juga mengatakan, daerah Al-Waer di Provinsi Homs sudah jadi sasaran bom mortir sejak beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, Turki telah mendirikan tembok sepanjang 290 km di perbatasan dengan Suriah. Tembok tersebut rencananya akan sepanjang 511 km.  

Pemerintah Turki menyatakan, tembok didirikan untuk mencaga keamanan negaranya. Di sepanjang tembok dibuat jalan untuk tentara yang berpatroli.

Di samping itu di beberapa lokasi didirikan menara pengawas.Perbatasan Turki-Suriah panjangnya 911 km. Ankara khawatir akan ancaman milisi Kurdi YPG di Suriah.

Turki juga sudah beberapa kali ditekan AS dan Eropa untuk menutup perbatasannya itu, yang kerap digunakan ISIS dan kelompok lain untuk menyelundupkan senjata, kebutuhan lain dan pejuang hasil rekrutan baru.

Pertengahan tahun lalu, militer Turki dan pemberontak Suriah berhasil menghalau ISIS dari perbatasan. 

Pendirian tembok oleh Turki dikritik organisasi kemanusiaan, karena itu jadi halangan bagi pengungsi Suriah yang melarikan diri dari negaranya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com