Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Serangkaian Serangan Mematikan Korut di Luar Negeri

Kompas.com - 16/02/2017, 13:04 WIB

Satu tembakan – yang dilepas polisi saat berupaya melumpuhkan Mun – mengenai seorang pelajar sekolah menengah, Jang Bong-hwa.

Setelah Mun ditangkap, Presiden Park, ayah dari presiden Korsel saat ini, Park Geun-hye, melanjutkan kembali pidato walau istrinya cedera berat kena tembakan di bagian kepala.

Usai berpidato, dia mengambil tas tangan dan sepatu istrinya sebelum meninggalkan tempat acara.

Adapun Mun dieksekusi dengan hukuman gantung di penjara di Seoul, empat bulan setelah ditangkap.

Bom di Myanmar

Pada 9 Oktober 1983, presiden kelima Korsel, Chun Doo-hwan, sedang dalam lawatan resmi ke Yangon, yang masih menjadi ibu kota Myanmar, dan sedianya akan meletakkan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan untuk mengenang Aung San – pendiri negara yang juga ayah dari Aung San Suu Kyi.

Namun sebuah bom yang disembunyikan di atap taman makam meledak sebelum Presiden Chun tiba, menewaskan 21 orang, termasuk empat menteri Korsel dan melukai 46 lainnya.

Presiden Chun selamat karena iring-iringan mobilnya terhambat macet sehingga terlambat beberapa menit dari jadwal semestinya.

Aparat keamanan Mynamar mengidentifikasi tiga agen Korut yang melakukan serangan setelah menerima bahan peledak lewat misi diplomatik Korut. Dua agen Korut itu ditangkap dan satu tewas ditembak.

Bom di Korean Air

Pesawat maskapai Korean Air dengan normor penerbangan 858 sedang dalam perjalanan rutinnya dari Baghdad, Irak, ke Seoul pada 29 November 1987.

Namun pesawat yang membawa 115 awak dan penumpang itu tidak pernah tiba di tujuannya karena meledak di atas Laut Andaman.

Penyelidikan menyimpulkan bom ditaruh di tempat penyimpanan sampah di kabin penumpang oeh agen-agen Korut.

Kedua pengebom ditelusuri hingga ke Bahrain dan seorang agen bunuh diri dengan menelan kapsul sianida yang disembunyikan di dalam sebatang rokok ketika akan ditangkap.

Agen lainnya dibawa ke Korsel dan belakangan mengakui bahwa upaya mereka adalah ingin menggagalkan Olimpiade Seoul 1988. Dia dijatuhi hukuman mati namun belakangan dimaafkan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com