Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Para Pensiunan Presiden AS Mengisi Hari

Kompas.com - 09/02/2017, 22:37 WIB

KOMPAS.com — Seusai memimpin negara selama empat atau delapan tahun, semua presiden Amerika Serikat pada akhirnya harus menghadapi suatu kenyataan, lengser dari jabatannya.

Lalu apa yang terjadi ketika mereka meninggalkan Gedung Putih?

Bagi Barack Obama, jawabannya adalah berlibur ke Kepulauan Karibia dengan senyum terkembang yang menghiasi wajahnya.

Mantan pemimpin di negara adidaya itu tampak berseri-seri, riang gembira menikmati suasana di pantai, memakai topi terbalik, dan diapit Michelle yang sama-sama terlihat ceria.

Lalu, di mana mereka bersenang-senang? Mereka menghabiskan liburan di sebuah pulau pribadi miliarder Inggris, Sir Richard Branson, di British Virgin Islands.

Sir Richard mengunggah foto-foto Obama yang tengah belajar kiteboard dalam blognya dan terlihat bercanda dengan sang pengusaha.

Bos maskapai penerbangan Virgin itu mengatakan, dia mengundang Obama untuk sepenuhnya berlibur di pulau pribadinya setelah sang presiden tak lagi menghuni Gedung Putih.

Namun, tidak setiap presiden ingin menghabiskan waktu di bawah semburat sang surya setelah pintu-pintu Sayap Barat (West Wing) tertutup.

Ada yang memilih untuk berburu gajah, menikahi seorang kerabat, dan melukis dengan cat minyak sebagai sambilan.

George W Bush menjadi pelukis

Ketika presiden ke-43 Amerika Serikat ini keluar dari Gedung Putih pada Januari 2009, ia meninggalkan Washington untuk menikmati hidup tenang di rumahnya di sebuah lahan pertanian seluas 607 hektar di Prairie Chapel Ranch, Dallas, Texas.

Bush ingin menikmati masa pensiunnya lalu dia mengambil kursus melukis. Kemudian mengalirlah karya-karya Bush yang meliputi sosok para tokoh dunia, antara lain Presiden Rusia Vladimir Putin, Tony Blair, dan Dalai Lama, serta hewan-hewan peliharaannya.

Ia mendapat inspirasi dari idolanya, PM Inggris Sir Winston Churchill, yang beralih ke seni saat berusia 40-an untuk melarikan diri dari keriuhan politik.

"Jika saya masuk surga nanti, saya ingin menghabiskan sebagian besar dari porsi jutaan tahun pertama saya dengan melukis, jadi mari memulainya," kata pemimpin Inggris pada masa perang itu.

Bush rupanya kurang sabar. Ia mengatakan kepada guru seninya, "Ada Rembrandt terperangkap dalam tubuh ini, dan tugas Anda adalah untuk menemukannya."

Theodore Roosevelt, berburu

Meskipun dijuluki "Teddy" dan terkenal dengan sikapnya yang menolak untuk menembak seekor beruang, presiden ke-26 AS ini memilih melakukan perburuan panjang di Afrika selama setahun bersama anaknya, Kermit, pada 1909.

Dalam perburuannya, duet ayah dan anak ini ditemani lebih dari 200 orang kuli panggul dan ilmuwan dari Smithsonian Institute.

Mereka mengelilingi Benua Afrika dan memburu 11.000 hewan, termasuk gajah, badak, kuda nil, ular, zebra, dan monyet, sebelum mengirimkan belulangnya ke AS untuk kepentingan studi ilmiah.

Perjalanan luar biasa lainnya yang diikuti Roosevelt (dan Kermit) adalah saat mereka bergabung dengan penjelajah Brasil yang paling terkenal, Candido Rondon, untuk memetakan perjalanan Sungai Doubt pada akhir 1913.

Untuk menghormatinya, sungai sepanjang 760 kilometer itu akhirnya berganti nama menjadi Roosevelt River.

Benjamin Harrison, menikahi keponakannya

Lain halnya Benjamin Harrison, presiden AS periode tahun 1889-1893, yang dicap sebagai seorang "politikus Indianapolis yang melantunkan Mazmur dengan lirih, berdarah dingin, berpikiran sempit, berprasangka, dan keras kepala".

Namun, semua julukan itu tak bisa menghentikan presiden ke-23 AS ini dari niatnya untuk menikahi perempuan yang berusia 25 tahun lebih muda, yang kebetulan juga merupakan keponakannya.

Istri pertama Harrison, Caroline, meninggal dunia karena penyakit TBC pada 1892.

Ketika ia menikahi Mary Dimmick empat tahun kemudian, kedua anaknya yang beranjak remaja menolak untuk menghadiri upacara pernikahannya.

George Washington, pembuat wiski

Presiden pertama Amerika Serikat ini meninggal dunia dua tahun setelah menanggalkan jabatannya dan menghabiskan dua tahun sisa hidupnya itu dengan membuat wiski.

Pada 1799, tahun kematiannya, penyulingan wiski milik Washington di Mount Vernon, Virginia, menghasilkan hampir 11.000 galon wiski sekaligus menjadikannya sebagai produsen wiski terbesar di AS pada saat itu.

Ia juga adalah seorang peternak, yang menggunakan sisa-sisa pembuatan wiskinya untuk menggemukkan babi-babi peliharaannya.

Adapun penyulingan yang masih beroperasi hingga sekarang menjual produk-produk andalannya untuk para wisatawan di Mount Vernon Estate.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com