WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Minggu (22/1/2017), membahas ancaman dari Iran.
Keduanya bersepakat bahwa perdamaian antara Israel dan Palestina harus bisa ‘dinegosiasikan secara langsung,” demikian penjelasan Gedung Putih.
Mereka berbicara per telepon dan “sepakat untuk terus melakukan konsultasi lebih erat terkait sejumlah isu regional, termasuk menyikapi ancaman yang ditimbulkan oleh Iran” kata Gedung Putih.
Percakapan itu menandakan kemungkinan adanya sikap pemerintahan baru AS yang lebih keras terhadap Teheran.
Tidak disinggung lagi tentang saran Trump untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem.
Rencana pemindahan Kedubesa AS itu tidak sesuai dengan konsensus sebagaian besar masyarakat internasional, yang tidak mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Langkah tersebut, yang telah digadang-gadang selama masa kampanye dan sebulan sebelum pelantikan Trump, justru berpotensi memicu protes di kawasan Timur Tengah.
Gedung Putih, Minggu, tampaknya mengabaikan pendapat yang mengatakan bahwa Trump akan segera mengeksekusi rencananya memindahkan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Jerusalem.
"Terlalu dini untuk membahas hal ini," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Sean Spicer, kepada Agence France-Presse.
Seperti penguasa negara besar lainnya, AS saat ini memiliki kantor kedutaan besarnya di Tel Aviv.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.