Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SIPRI: Perdagangan Senjata Dunia Meningkat

Kompas.com - 05/12/2016, 20:32 WIB

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Kendati secara umum berkurang, perdagangan senjata di dunia meningkat berkat Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Perubahan terbesar dicatat Korea Selatan (Korsel) yang memborong senjata di dalam negeri menyusul ancaman dari jiran di utara, seperti dilaporkan Deutche Welle, Senin (5/12/2016).

Menurut hasil penelitian teranyar Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), penjualan senjata oleh 100 perusahaan terbesar mencapai nilai 370 milyar Dollar AS tahun 2015. Meski terkesan besar, angka itu menurun 0.6 persen dibanding tahun sebelumnya.

Berikut kutipan wawancara dengan Dr Aude Fleurant, Direktur Anggaran Belanja Militer dan Pertahanan di SIPRI.

Apakah dunia bergerak ke arah yang lebih damai, meski dalam tempo lambat?

Kesimpulan kami berbeda. Angka penjualan 100 produsen senjata terbesar tahun 2015 meningkat sebesar 37 persen dibandingkan tahun 2002.

Kenaikannya sangat signifikan, meski dalam waktu empat atau lima tahun terakhir angkaanya cenderung berkurang.

Apa hasil temuan anda?

Kemunduran terbesar dialami produsen dari AS. Angka penjualan yangn mereka bukukan berkurang sebanyak 2,9 persen.

Hal tersebut berdampak pada statistik umum 100 produsen terbesar. Karena 39 perusahaan AS mencatat 56 persen pemasukan dari Top 100 .

Sebaliknya perusahaan dari negara berkembang mencatat pertumbuhan pesat, terutama Korsel. Di sana angka penjualan senjata meningkat sebanyak 30 persen.

Apa yang menyebabkan kenaikan angka penjualan produsen senjata di Korsel?

Persepsi umum mengenai ancaman keamanan di Korsel adalah motif terbesar untuk program pengadaan alutsista secara besar-besaran.

Langkah itu juga bertujuan menstabilkan industri pertahanan yang dibangun dengan dana bantuan AS dan Eropa sejak 1970-an. Sebab itu pemerintah Korsel membeli senjata di dalam negeri.

DW Angka perdagangan senjata 100 perusahaan terbesar di dunia.
Alasan kedua adalah keberhasilan Korsel di pasar senjata internasional.

China giat membangun kekuatan militernya sejak beberapa dasawarsa terakhir.

Kenapa negara itu tidak tercantum dalam laporan terbaru SIPRI?

Kami memonitor perkembangan di China sudah sejak beberapa tahun. Kesulitan terbesar yang kami hadapi adalah minimnya transparansi dalam laporan keuangan konglomerasi senjata China.

Mereka tidak cuma menjual produk untuk militer, tetapi juga buat keperluan sipil. Tapi perusahaan-perusahaan itu tidak membeda-bedakan angka penjualannya antara sipil dan militer.

Kami tidak tahu kepada siapa mereka menjual dan harga produk yang mereka tawarkan untuk pemerintah sendiri.

Kesulitan metodologis sedemikian besar sehingga angka yang kami temukan tidak bisa dibandingkan dengan angka lainya.

Kami meyakini sejumlah perusahaan China masuk dalam daftar 100 besar, bahkan mungkin dalam 25 besar.

Namun, temuan kami tidak bisa dijadikan landasan untuk memasukkan China dalam daftar 100 besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com