Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Imigran dan Muslim, Apa Komentar Trump dan Hillary?

Kompas.com - 10/10/2016, 10:42 WIB

ST LOUIS, KOMPAS.com — Satu isu krusial yang menjadi perdebatan hangat antara Hillary Clinton dan Donald Trump dalam debat kedua mereka sebagai kandidat presiden AS, Minggu malam atau Senin (10/10/2016) WIB adalah soal imigran Muslim.

Debat kedua ini berlangsung di Universitas Washington, St Louis, sebuah kota di Negara Bagian Missouri, Minggu malam waktu setempat.

Debat dipandu oleh wartawan senior ABC, Martha Raddatz, dan Anderson Cooper dari CNN.

Trump mengatakan, kampanyenya tentang larangan terhadap imigran atau Muslim masuk ke Amerika Serikat telah berubah menjadi perdebatan ekstrem dan seharusnya dicermati dengan bijak.

Menurut Trump, Hillary ingin mendatangkan ratusan ribu pengungsi dari negara-negara berbahaya di Timur Tengah, terutama dari Suriah.

“Kita tidak tahu siapa mereka (imigran itu) atau bagaimana perasaan hati mereka tentang Amerika Serikat,” kata Trump dalam siaran lansung CNN yang dipantau Kompas.com, Senin.

Hillary mengatakan, ada banyak orang, terutama anak-anak Suriah, yang menderita akibat bencana perang saudara di negara yang telah dilanda perang lebih dari lima tahun itu.

AS perlu membantu mengatasi masalah itu, tetapi tentu saja harus dengan pemeriksaan yang ketat.

Menurut Hillary, hal itu penting karena "kami takkan membuat sistem yang melarang orang berdasarkan agama mereka, seperti yang dilakukan Donald (Trump). Negara ini didasarkan pada kebebasan beragama."

Apa yang dikatakan oleh Trump, demikian Hillary, sangat tidak bijaksana dan memiliki potensi bahaya. Banyak situs internal teroris telah menggunakan komentar miring Trump sebagai alat rekrutmen.

Sementara itu, Trump mengatakan, AS sedang membiarkan orang-orang masuk untuk menebarkan kejahatan “yang belum pernah kita lihat sebelumnya”.

Menurut kandidat dari Partai Republik itu, Hillary menginginkan amnesti untuk semua orang.

Ia harus mendapat "penghakiman yang buruk supaya dia tidak boleh menjadi presiden AS," kata Trump.

Soal Islamofobia

Ditanyakan kepada keduanya, bagaimana mereka mengatasi masalah Islamofobia yang terus meningkat di AS?

Trump mengatakan "Anda benar tentang Islamofobia, dan itu memalukan". "Ada masalah dan kita bisa melakukan politik yang benar jika kita menginginkannya, tetapi kita harus menerima bahwa ada masalah."

Kandidat dari Partai Republik itu menyebut sejumlah teror di AS dan mengatakan itu dilakukan oleh "teroris radikal". Hillary bahkan tidak berani menyebut itu.

Sementara itu, Hillary kembali menegaskan, telah terjadi serangan mengerikan pada sekelompok kecil Muslim di AS baru-baru ini dan pemicunya adalah kampanye buruk Trump.

Menurut Hillary, umat Islam telah berada di AS sejak zaman George Washington. Trump sangat berbahaya menjadi Presiden karena menggunakan bahasa yang memecah belah.

"Kita perlu kaum Muslim Amerika untuk menjadi mata dan telinga kita," kata Hillary, kandidat dari Partai Demokrat itu.

Hillary mengatakan, "Kami tidak berperang dengan Islam. Saya ingin orang-orang seperti (audiens yang hadir) untuk merasa diterima sebagai warga AS di sini, seperti yang lainnya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com