Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Proyek NEOM Milik Arab Saudi?

Kompas.com - 24/06/2024, 16:51 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

NEOM merupakan sebuah rangkaian proyek raksasa Arab Saudi di bawah Visi 2030 yang bertujuan untuk mengubah pantai Laut Merah di Arab Saudi barat laut menjadi sebuah kota pintar futuristik. Kota ini diharapkan dapat menjadi tempat umat manusia berkembang tanpa harus mengorbankan keberlangsungan lingkungan.

NEOM akan berdiri di atas lahan dengan luas sekitar 26.500 kilometer persegi, hampir sama dengan luas negara Belgia. Proyek NEOM juga akan membentang sepanjang 468 kilometer garis pantai.

Tak tanggung-tanggung, dana yang dikeluarkan untuk proyek NEOM mencapai 500 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Dana ini mereka dapatkan dari Dana Investasi Publik Kerajaan Arab Saudi dan para investor lokal hingga internasional.

Baca juga: Arab Saudi Mulai Bangun Megaproyek The Line di Kota Futuristik Neom

Proyek tersebut pertama kali diluncurkan tahun 2017 oleh Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz. Nama “NEOM” diambil dari dua kata yang berbeda. Tiga huruf pertama dalam kata “NEOM” berasal dari bahasa Yunani kuno “neo” yang berarti “baru”. Selanjutnya huruf “M” merupakan huruf pertama dari kata “Mustaqbal”, sebuah kata berbahasa Arab yang memiliki arti “masa depan.” Huruf “M” sekaligus juga merupakan huruf pertama dari nama sang Putra Mahkota.

Empat Sub-Proyek NEOM

Proyek NEOM terdiri dari 4 sub-proyek: The Line, Oxagon, Trojena, dan Sindalah. Namun, yang paling ambisius dan terkenal dari keempatnya adalah The Line.

The Line yang diluncurkan pada tahun 2021 merupakan proyek pembangunan kota linier yang terdiri dari dua tembok pencakar langit paralel yang saling berdampingan dengan tinggi 500 meter, lebih tinggi daripada gedung Empire State di New York. The Line yang akan dibangun sepanjang 170 kilometer ini diharapkan dapat menampung 9 juta orang. Adapun The Line nantinya akan beroperasi dengan 100 persen energi terbarukan.

Sub-proyek kedua yaitu Oxagon, yang juga diluncurkan tahun 2021. Proyek ini bertujuan untuk membangun sebuah kota industri terapung di sudut barat daya NEOM. Kota yang berdiri di lokasi strategis yang dilalui 13 persen perdagangan dunia ini nantinya akan mencakup pelabuhan, pusat logistik, dan fasilitas manufaktur canggih. Oxagon diharapkan dapat menjadi tempat di mana manusia, alam, dan teknologi dapat bersatu.

Sub-proyek ketiga adalah Trojena. Sub-proyek yang diluncurkan pada tahun 2022 ini memiliki misi utama membangun destinasi baru untuk wisata gunung yang berkelanjutan. Selain wisata, tempat ini juga diharapkan dapat menjadi lokasi yang tepat untuk acara-acara unik, seperti Asian Winter Games 2029. Trojena nantinya diharapkan dapat menampung sekitar 7.000 penduduk dan 700.000 turis per tahunnya pada tahun 2030

Sub-proyek terakhir yaitu Sindalah yang diluncurkan pada tahun 2022. Sindalah sama seperti Trojena diharapkan dapat menjadi titik wisata baru yang menarik. Namun, Sindalah lebih difokuskan untuk menarik perhatian para penggemar pulau dan kapal pesiar. Sindalah akan berdiri di atas lahan sebesar 840.000 meter persegi dengan target rata-rata pendatang harian sebanyak 2.400 orang per harinya pada tahun 2028.

Skeptisisme Jadi Kenyataan

“Mereka bisa terus mengatakan itu, dan kita bisa terus membuktikan bahwa mereka salah.”

Demikian tanggapan Mohammed bin Salman dalam sebuah dokumenter TV yang disiarkan pada Juli 2023 ketika berbicara tentang skeptisisme seputar proyek NEOM. Namun, skeptisisme itu berujung jadi kenyataan hanya hampir setahun kemudian.

Dalam beberapa bulan terakhir, Arab Saudi tampak telah mengurangi tingkat keambisiusan proyek NEOM tersebut. 

Biaya 500 miliar dolar AS itu saja sebenarnya sudah 50 persen lebih banyak dari seluruh anggaran federal Arab Saudi di tahun itu. Sementara itu, para analis memperkirakan bahwa biaya yang akan dibutuhkan untuk keseluruhan proyek tersebut akan lebih dari 2 triliun dolar.

Kondisi dipersulit dengan rendahnya harga jual minyak yang telah memengaruhi pendapatan pemerintah. Anggaran pemerintah Arab Saudi telah mengalami defisit sejak akhir tahun 2022. Di tahun ini, pemerintah memperkirakan akan kembali mengalami defisit sebesar 21 miliar dolar.

Baca juga: Membandingkan IKN dengan NEOM, Sama-sama Megaproyek Kota Baru

Akibatnya, mereka pun harus meninjau ulang proyek-proyek mereka yang sedang berjalan, khususnya NEOM, dan mengeksplorasi strategi pendanaan baru.

“Keputusan akan didasarkan pada banyak faktor,” kata seorang penasihat yang terkait dengan pemerintah namun tak mau disebutkan namanya kepada BBC. “Tetapi tidak diragukan lagi bahwa akan ada kalibrasi ulang. Beberapa proyek akan berjalan sesuai rencana, tetapi beberapa mungkin tertunda atau diperkecil.”

Rupanya, target yang ditetapkan dalam proyek-proyek di bawah Visi 2030 memang sengaja “dirancang agar terlalu ambisius,” kata Ali Shihabi, mantan bankir yang kini menjadi anggota dewan penasihat NEOM.

“Itu memang dimaksudkan agar terlalu ambisius, dengan pemahaman yang jelas bahwa hanya sebagian saja yang akan terlaksana tepat waktu. Namun bahkan bagian itu pun akan menjadi signifikan,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com