Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paul Kagame Akan Jadi Presiden Seumur Hidup Rwanda?

Kompas.com - 21/06/2024, 16:46 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber DW,Britannica

PADA 15 Juli nanti, warga Rwanda akan menuju tempat pemungutan suara untuk pemilihan presiden dan parlemen. Namun, tampaknya tak semua warga menyambut antusias pemilihan tersebut. Bagi Charles Ndushabandi asal Kigali, pemilihan umum (pemilu) tersebut hanya memiliki sedikit arti.

Pada pemilihan ini, Presiden Rwanda, Paul Kagame lagi-lagi akan maju sebagai kandidat setelah berkuasa selama beberapa dekade. Kagame sebelumnya telah memenangkan pemilihan presiden mulai dari tahun 2003, 2010, dan tahun 2017. Setiap pemilihan itu, ia selalu memenangkan lebih dari 90 persen suara.

“Saya tidak merasa ada banyak hal yang akan berubah. Itu hanyalah ritual yang terjadi setelah beberapa tahun. Semuanya sudah ditentukan sebelumnya,” kata Ndushabandi kepada DW.

Ndushabandi percaya bahwa pemilu ini sebenarnya hanya diadakan untuk “menyenangkan para donor dan menunjukkan bahwa masih adanya semacam demokrasi.”

Ketika ditanya apakah ia mengharapkan pemilu yang adil, Nudushabandi berkata bahwa “adil” menurutnya bersifat subyektif.

Baca juga: Pembunuh dan Pemerkosa Saat Genosida Rwanda Dipenjara 25 Tahun di Belgia

“Apa yang dimaksud dengan adil? Kami telah melihat kandidat ditolak kesempatannya untuk mencalonkan diri. Kami telah melihat kandidat yang berusaha menjadi independen dipenjara,” katanya.

Tanggapan serupa juga datang dari Jean Pierre Muganga yang akan memberikan suara untuk pertama kalinya. Ia, sama seperti Ndushabandi, tidak mengharapkan hasil yang mengejutkan.

“Saya 100 persen yakin kalau Presiden Kagame akan menang kembali,” katanya, sependapat dengan banyak warga Rwanda lainnya.

“Ekspektasinya adalah Front Patriotik Rwanda (Partai Paul Kagame) akan menang karena memang sudah pasti begitu,” ujarnya.

Muganga yakin partai yang telah berkuasa itu sudah cukup membuktikan keberhasilannya dalam agenda politiknya.

“Ketika Anda bertanya kepada warga di pedesaan, mereka menganggapnya sebagai partai politik yang membantu mereka berkembang.” Karena itu, ia yakin partai tersebut pada akhirnya akan menang.

Paul Kagame, Presiden Seumur Hidup?

Paul Kagame merupakan mantan pemimpin militer Rwanda yang kini telah berpaling menjadi seorang politisi. Dulu, ia menjadi pemimpin Front Patriotik Rwanda (RPF) dalam konflik melawan ekstrimis Hutu yang sekaligus juga mengakhiri Genosida Rwanda tahun 1994. Di tahun 2000, ia naik menjadi presiden untuk menggantikan Pasteur Bizimungu yang mengundurkan diri.

Pada tahun 2003, Kagame maju sebagai kandidat presiden dan berhasil memenangkan pemilu. Kagame kemudian terus-menerus mencalonkan diri dan memenangkan pemilu pada periode-periode selanjutnya. Jika ia memenangkan pemilu tahun ini, itu akan menjadi kemenangan keempatnya.

Di satu sisi, Kagame dipuja-puja atas keberhasilannya dalam membawa transformasi ekonomi ke Rwanda pasca genosida. Di sisi lain, ia juga memperoleh banyak kritik atas dugaan pelecehan hak asasi manusia dan minimnya toleransi akan oposisi politik. Ia dituduh oleh beberapa kelompok hak asasi manusia atas dugaan upaya menghambat perbedaan pendapat dan kebebasan berekspresi.

Pada tahun 2003 contohnya, tepatnya pada masa-masa kampanye, Kagame diketahui terlibat dalam kampanye agresif guna melawan rivalnya dari etnis Hutu. Tak hanya menahan para pendukung oposisinya, Kagame juga memaksa kandidat lainnya untuk mundur dari pemilihan. Dia pun menang telak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com