Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Teroris di Dagestan dan Masalah Radikalisme di Rusia

Kompas.com - 25/06/2024, 16:11 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

SERANGAN teroris kembali mengguncang Rusia, kini di dua kota yang terletak di wilayah Dagestan pada hari Minggu (23/6/2024). Setidaknya 19 orang tewas dan 25 orang lainnya luka-luka dalam serangan yang menargetkan beberapa tempat ibadah tersebut.

Serangan itu merupakan serangan kedua dalam tiga bulan terakhir setelah lebih dari 130 orang tewas di sebuah gedung konser di dekat Moskwa dalam serangan teroris yang diklaim oleh ISIS-K pada Maret lalu.

Rangkaian serangan di Dagestan baru-baru ini menjadi bukti peningkatan kekerasan akibat ketegangan antar etnis dan golongan yang sebenarnya telah lama mengakar di Rusia. Kondisi itu diperparah seiring dengan perang melawan Ukraina dan konflik di Timur Tengah yang masih berlangsung.

Baca juga: 15 Polisi Tewas di Sinagoga dan Gereja Rusia akibat Serangan Orang-orang Bersenjata

Apa yang Terjadi di Dagestan?

Sekelompok orang bersenjata melepas tembakan di beberapa tempat ibadah dan sebuah pos polisi lalu lintas di dua kota dengan populasi mayoritas Muslim di Dagestan. Serangan tersebut membunuh setidaknya 15 petugas polisi dan empat warga sipil, termasuk seorang pendeta.

Berdasarkan pernyataan Kongres Rusia Yahudi (RJC), dua sinanoga – satu di Derbent dan satu di Makhachkala – turut menjadi target dalam rangkaian penyerangan di hari itu.

Penyerang “membakar bangunan menggunakan bom molotov” di sinagoga di Derbent sementara polisi dan petugas keamanan di luar (sinagoga) tewas selama serangan itu, menurut RJC

Di Makhachkala, media Rusia, TASS, melaporkan bahwa seorang penjaga keamanan gereja tewas dalam baku tembak di Svyato-Uspensky Sobor. Bersamaan dengan itu, sebanyak 19 orang mengunci diri di dalam ruangan di tengah serangan. Sebuah serangan juga dilaporkan terjadi di pos polisi lalu lintas di Makhachkala.

Siapa Bertanggung Jawab?

Tak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, badan penegak hukum berkata kepada TASS bahwa para penyerang adalah “pengikut organisasi teroris internasional.”

Direktorat Investigasi Komite Investigasi Rusia untuk Republik Dagestan mengatakan telah meluncurkan penyelidikan teror terhadap serangan tersebut berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Federasi Rusia.

Pada hari Senin, TASS melaporkan bahwa lima orang pria bersenjata yang terlibat dalam serangan sehari sebelumnya telah diidentifikasi. Beberapa dari mereka ditemukan memiliki hubungan dengan pemimpin distrik Sergokalinsky, yang terletak di antara Derbent dan Makhachkala.

TASS mengidentifikasi salah satunya sebagai mantan petarung bela diri campuran, Gadzhimurad Kagirov. Kagirov dilaporkan mengambil bagian dalam serangan di Derbent. Dia juga merupakan sepupu dari kepala distrik Sergokalinsky, Magomed Omarov. Putra dan keponakan Omarov juga termasuk di antara para penyerang, menurut dugaan pihak berwenang.

Sementara itu, para analis berpendapat bahwa para pelaku mungkin saja terkait dengan kelompok ISIS cabang Kaukasus Utara, Vilayat Kavkaz.

Ratusan orang menyerbu bandara utama dan lapangan terbang di wilayah Dagestan yang mayoritas penduduknya Muslim di Rusia, mencari penumpang yang tiba dengan penerbangan dari Israel pada Minggu (29/10/2023).CBC Ratusan orang menyerbu bandara utama dan lapangan terbang di wilayah Dagestan yang mayoritas penduduknya Muslim di Rusia, mencari penumpang yang tiba dengan penerbangan dari Israel pada Minggu (29/10/2023).
Ketegangan Agama dan Etnis Mengakar di Rusia

Lebih dari 200 komunitas etnis minoritas hidup di Rusia saat ini. Beberapa komunitas telah terdampak keras, khususnya setelah pecahnya perang di Ukraina. Minoritas etnis telah dimobilisasi secara tidak adil dalam sebuah taktik yang disebut gelombang manusia oleh Moskwa.

Akibatnya, protes meletus di beberapa wilayah minoritas etnis pada tahun 2022, salah satunya di Dagestan.

Kondisi kian diperparah dengan perang Israel-Hamas di Gaza. Pada akhir Oktober 2023, sebuah bentrokan terjadi ketika sekelompok orang anti-semit menyerbu Bandara Makhachkala Uytash di Dagestan kala penerbangan dari Israel tiba.

Baca juga: Rusia Tutup Bandara Dagestan Usai Diserbu Massa yang Cari Warga Israel

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com