Sejarah mencatat, Gandhi, adalah seorang pengacara yang melakukan perjalanan ke Afrika Selatan pada tahun 1893.
Dia lantas menetap di wilayah tersebut selama kira-kira dua dekade. Gandhi berjuang untuk kebebasan dan hak-hak warga India di sana.
Sebuah kutipan dari petisi yang ditulis di masa itu, warga kulit hitam Afrika Selatan disebut sebagai orang-orang yang biadab.
Di saat yang sama, pendekatan tanpa kekerasan yang dilakukan Gandhi mempengaruhi Kongres Nasional Afrika dan keyakinan mereka untuk mempertahankan kekuasaan minoritas kulit putih.
"Mahatma Gandhi mungkin memiliki kekurangan, kita harus ingat bahwa manusia berevolusi," demikian pernyataan Pemerintah Ghana.
"Bagaimana pun dia telah menginspirasi pergerakan untuk hak-hak sipil dan kemerdekaan di muka bumi."
Dalam pernyataan resmi Pemerintah Ghana tersebut pun diungkapkan kekhawatiran akan munculnya masalah antara Ghana dan India terkait persoalan ini.
Pemerintah setempat menyebut, kampanye yang dilakukan profesor di Universitas Ghana tadi berpotensi merenggangkan hubungan India dan Ghana.
Sebelumnya, profesor itu menuntut agar pemerintah memajang tokoh pahlawan nasional Ghana, misalnya Yaa Asantewaa.
Yaa Asanerwaa adalah tokoh yang memimpin pemberontakan terhadap penjajahan Inggris.
Atau, patung Kwame Nkrumah, Presiden pertama Ghana.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.