Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patung Mahatma Gandhi di Ghana Jadi Polemik Besar

Kompas.com - 07/10/2016, 18:30 WIB

ACCRA, KOMPAS.com - Pemerintah Ghana mengungkapkan keinginan untuk menyingkirkan patung tokoh kemerdekaan India Mohandas Karamchand Gandhi yang berdiri di halaman sebuah universitas di Accra.

Keinginan itu muncul menyusul kontroversi tentang polemik rasial yang mengikuti tokoh yang dikenal dengan nama Mahatma Gandhi itu.

Pemerintah setempat pun lantas membuat pernyataan tegas, bahwa jika patung itu disingkirkan, maka hal itu dilakukan untuk melindungi keamanan karya seni tersebut.

Awalnya, seorang profesor di Universitas Ghana mengeluarkan petisi bulan lalu, yang menyerukan pemindahan patung tersebut.

Patung tersebut sebelumnya diresmikan oleh Presiden India Pranab Mukherjee pada Juni lalu.

Menteri Luar Negeri Ghana menegaskan, pemerintahnya ingin merelokasi patung itu dari halaman Universitas Ghana untuk kepentingan keamanan semata.

Obadele Kambon, salah satu tokoh yang menggalang petisi itu, Kamis (6/10/2016), mengatakan, tidak ada konfirmasi dari pemeritah bahwa patung itu akan dipindahkan.

Dia lantas menegaskan, pemindahan patung tersebut ke lokasi lain di Ghana tak akan cukup menjawab tuntutan mereka.

Kambon menegaskan, mereka menghendaki patung itu dikirim kembali ke India.

"Kami yakin, patung itu tak akan diterima dengan baik di wilayah mana pun di Ghana," kata dia seperti dikutip AP.

Sejarah mencatat, Gandhi, adalah seorang pengacara yang melakukan perjalanan ke Afrika Selatan pada tahun 1893.

Dia lantas menetap di wilayah tersebut selama kira-kira dua dekade. Gandhi berjuang untuk kebebasan dan hak-hak warga India di sana.

Sebuah kutipan dari petisi yang ditulis di masa itu, warga kulit hitam Afrika Selatan disebut sebagai orang-orang yang biadab.

Di saat yang sama, pendekatan tanpa kekerasan yang dilakukan Gandhi mempengaruhi Kongres Nasional Afrika dan keyakinan mereka untuk mempertahankan kekuasaan minoritas kulit putih.

"Mahatma Gandhi mungkin memiliki kekurangan, kita harus ingat bahwa manusia berevolusi," demikian pernyataan Pemerintah Ghana.

"Bagaimana pun dia telah menginspirasi pergerakan untuk hak-hak sipil dan kemerdekaan di muka bumi."

Dalam pernyataan resmi Pemerintah Ghana tersebut pun diungkapkan kekhawatiran akan munculnya masalah antara Ghana dan India terkait persoalan ini.

Pemerintah setempat menyebut, kampanye yang dilakukan profesor di Universitas Ghana tadi berpotensi merenggangkan hubungan India dan Ghana.

Sebelumnya, profesor itu menuntut agar pemerintah memajang tokoh pahlawan nasional Ghana, misalnya Yaa Asantewaa.

Yaa Asanerwaa adalah tokoh yang memimpin pemberontakan terhadap penjajahan Inggris.

Atau, patung Kwame Nkrumah, Presiden pertama Ghana.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com