Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/07/2016, 20:52 WIB
EditorPascal S Bin Saju

NICE, KOMPAS.com - Perdana Menteri Perancis Manuel Valls dicemooh di Nice, bagian selatan negara itu, Senin (18/7/2016), sebelum dan setelah hening satu menit bagi korban teror truk pada perayaan Bastille Day, Selasa (12/7/2016).

Orang-orang berteriak "Pembunuh!" dan "Mundur!" terdengar ketika Valls dan dua menteri meninggalkan pantai, tempat warga berkumpul untuk mengenang 84 orang tewas akibat serangan teror truk oleh Mohamed Lahouaiej-Bouhlel.

Massa marah sejak Bouhlel, pria imigran Tunisia, menabrakkan truk 19 ton ke kerumunan warga yang sedang menyaksikan pesta kembang api pada saat Bastille Day, hari nasional Perancis, di Nice.

Partai-partai oposisi menuduh pemerintahan Sosialis Perancis tidak banyak melakukan upaya untuk mencegah serangan besar ketiga di Perancis dalam 18 bulan itu.

Pemerintah telah berusaha untuk menangkis kritik, mengatakan, Bouhlel tidak punya kaitan dengan jaringan teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Aparat keamanan Perancis mengatakan, Bouhlel mengalami radikalisasi dalam wakut sangat singkat dan hal itu sungguh mengejutkan.

Acara hening selama satu menit diadakan di seluruh negeri. Pada saat yang sama seluruh lonceng gereja di negeri itu berdentang.

Serangan teror di Nice adalah yang ketiga dalam waktu 18 bulan. Serangan pertama terjadi di kantor redaksi majalah satir, Charlie Hebdo, di Paris, Januari 2015, yang menewaskan 17 orang.

Dalam serangan kedua, 13 November 2015, di Paris, setidaknya 130 orang tewas.

Mantan Presiden dan pemimpin oposisi utama, Nicolas Sarkozy, mengatakan seharusnya serangan teror tidak berulang.

Telah dilaporkan sebelumnya, akibat serangan truk maut dari tangan pria Tunisia berusia 31 tahun itu, 84 orang tewas, termasuk 10 anak-anak. Selain itu, 202 orang terluka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com