Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pascal S Bin Saju
Editor

Wartawan, mendalami isu-isu internasional dan penyuka Sepak Bola

Efek Domino Brexit, Semua Bisa Repot

Kompas.com - 24/06/2016, 14:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorTri Wahono

Di Swedia misalnya. Sky News melaporkan, hasil jajak pendapat di Swedia menunjukkan dukungan yang kuat rakyatnya untuk tetap tinggal di UE jika Inggris memilih "remain" dan bukan "leave".

Kenyataan yang terjadi kini adalah mayoritas warga Inggris ingin keluar dari blok UE. Jika beberapa negara, atau sebagian negara anggota mengikuti Inggris, soliditas blok bagai telur di ujung tanduk.

Inggris dan Uni Eropa menjadi proposisi yang sangat berbeda untuk Swedia, yang melihat Inggris sebagai sekutu alami.

Kedua negara itu, Inggris dan Swedia, sama-sama bangsa pelaut dan memiliki banyak usaha pelayaran.

Mereka sama-sama memiliki outward looking policy yaitu mengusahakan produksi dalam negeri agar dapat diekspor dan dapat menjadi komoditi yang bersaing di pasar internasional. Keduanya berada di tepi Eropa dan tidak masuk dalam zona euro atau eurozone.

Swedia sering satu suara dengan Inggris dalam setiap pengambilan keputusan di UE. Inggris dilihat sebagai penyeimbang negara-negara besar dan kuat di UE, seperti Jerman dan Perancis.

Itu sebabnya, negara-negara lain, termasuk Swedia merasa sangat khawatir jika Inggris sampai keluar dan meninggalkan mereka di UE. Brexit bisa menjadi bencana bagi mereka.

Jauh sebelum referendum UE di Inggris digelar, Menteri Urusan UE Swedia, Ann Linde, telah secara terbuka mengakui khawatir jika negara sekutu tuannya itu keluar dari blok UE.

Linde mengatakan, seperti dilaporkan The Independent, Swedia akan melakukan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah Inggris keluar dari blok. Ia memperingatkan konsekuensi jika itu terjadi.

Namun, salah satu jajak pendapat di Swedia, seperti diberitakan Sky News, juga menunjukkan bahwa mayoritas warga ingin meninggalkan UE daripada bertahan di jika Inggris memilih keluar (Brexit).

Peneliti senior dari Swedish Institute for European Policy Studies (Sieps), Goran Von Sydow, mengatakan, keluarnya Inggris dari blok UE dapat menyebabkan pergeseran dalam cara rakyat Swedia memandang UE.

Dalam skenario terburuknya, Brexit berarti UE di ambang kehancuran. "Kasus terburuk adalah Brexit akan mengarah kepada akhir Uni Eropa," kata Sydow.

Setiap negara berbeda, mengingat jumlah variabel, dampaknya hanya dapat ditebak. Namun, Brexit pasti akan memiliki dampak yang luas di seluruh Eropa, bahkan mungkin di dunia.

Dukungan terhadap UE sebenarnya rapuh di banyak negara. Bahkan di negara-negara, seperti Swedia, yang sebenarnya memiliki dukungan kuat terhadap UE, Brexit bisa mengubah segalanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com