Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Uni Eropa Bertahan Tanpa Inggris?

Kompas.com - 24/06/2016, 11:59 WIB

Salah satu ketakutan utama negara-negara anggota Uni Eropam adalah referendum di Inggris bisa memicu efek domini di negara-negara anggota lainnya.

Pemimpin sayap kanan Perancis Marine Le Pen telah mendesak negara-negara Uni Eropa untuk mengikuti jejak Inggris. Seruan senada juga dilontarkan para "musuh" Uni Eropa di Belanda, Denmark dan Swedia.

Vivien Pertusot, analis Institut Hubungan Internasional Perancis (IFRI), mengatakan, tanpa Inggris Uni Eropa tetap berdiri meski melemah.

"Jarang sekali ada sebuah institusi yang mati. Mungkin tidak akan muncul disintegrasi tetapi setidaknya kehilangan relevansi perlahan-lahan," kata Vivien.

Bahaya utama bagi Uni Eropa adalah, meski pakta ini membuat berbagai perubahan menyusul referendum di Inggris, Uni Eropa tetap tak akan bisa melarikan diri dari sejarah pahit ini.

"Uni Eropa berada dalam pusaran negatif. Nampaknya jika "ya" maka cerita akan langsung selesai dan kisah baru dimulai. Namun hal itu tidak mudah, apalagi setelah mengalami sebuah kegagalan," ujar Janis Emmanoulidis, direktur studi lembaga "think-tank" Pusat Kebijakan Eropa di Brussels.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com