Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaiki Hubungan Diplomatik, Turki dan Israel Lanjutkan Pembicaraan

Kompas.com - 07/04/2016, 21:10 WIB

ANKARA, KOMPAS.com - Pemerintah Turki dan Israel menggelar pembicaraan baru, Kamis (7/4/2016), sebagai upaya untuk menormalisasi hubungan yang dibekukan sebagian sejak lima tahun lalu.

Turkey adalah sekutu utama Israel di Timur Tengah hingga hubungan kedua negara memanas pada 2010, setelah pasukan khusus Turki menyerbu kapal Mavi Marmara yang membawa bantuan ke Jalur Gaza.

Setelah beberapa tahun saling lempar tuduhan, kedua negara akhirnya menggelar pertemuan rahasia pada Desember akhir tahun lalu untuk memulai pendekatan kembali.

Pertemuan ini disusul dengan pembicaraan tingkat tinggi di Jenewa, Swiss pada Februari lalu.

"Pertemuan dengan Israel sudah berlangsung beberapa kali dan pertemuan itu akan dilanjutkan," kata PM Turki Ahmet Davutoglu.

"Jika tawaran kami diterima dengan baik, maka langkah selanjutnya akan lebih jelas dan pengumuman penting akan disampaikan kepada publik," tambah Davutoglu.

Pertemuan dengan Turki ini dibenarkan seorang pejabat Israel, namun dia merahasiakan lokasi pertemuan tersebut.

Pada Februari lalu, Turki mengatakan kedua negara itu sudah hampir menyetujui sebuah kesepakatan.

Namun, kedua negara belum menyepakati seluruh syarat yang diajukan Turki, salah satunya adalah mencabut blokade Israel terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.

Turki sudah menerima permintaan maaf dari Israel terkait insiden Mavi Marmara yang mengakibatkan 10 aktivis Turki tewas.

Saat ini pembicaraan masih berlangsung terkait kompensasi untuk keluarga kesepuluh aktivis yang tewas itu.

Sejumlah analis mengatakan, keinginan Turki untuk memperbaiki hubungan dengan Israel dipercepat dengan memburuknya hubungan dengan Rusia setelah Turki menembak jatuh sebuah jet tempur Rusia.

Insiden tersebut merusak sejumlah proyek kerjasama Turki dan Rusia.

Selama ini, lebih dari separuh kebutuhan gas alam Turki dipasok dari Rusia, dan kini Turki membutuhkan cadangan gas yang dimiliki Israel.

Batu Aksoy, CEO perusahaan energi Turki Turcas Petrol, mengatakan, setidaknya 15 perusahaan energi ingin bergabung dengan sebuah konsorsium yang akan membawa gas Israel ke Eropa.

Kiriman pertama gas alam dari Israel akan mencapai Turki dalam jangka lima tahun ke depan.

Masalah lain yang kerap menjadi penghalang hubungan kedua negara adalah retorika yang kerap dilemparkan Presiden Recep Tayyip Erdogan terhadap Israel.

Namun, masalah ini diatasi dengan cerdas oleh Erdogan dalam kunjungannya ke Amerika Serikat belum lama ini.

Di AS, Erdogan bertemu dengan perwakilan sejumlah organisasi warga Yahudi dan mendiskusikan rencana memerangi terorisme dan rasialisme.

Pertanda baik lainnya adalah saat Presiden Israel Reuven Rivlin menelepon Presiden Erdogan belum lama ini.

Saat itu Rivlin mengucapkan terima kasih atas ucapan bela sungkawa Erdogan untuk tiga warga Israel yang tewas dalam insiden bom di Istanbul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com