Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki: Israel Ada di Balik Penggulingan Mursi

Kompas.com - 21/08/2013, 04:06 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

ANKARA, KOMPAS.com — Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Israel mendalangi penggulingan Presiden Mesir Muhammad Mursi. Sebagai bukti, dia menyodorkan video pernyataan seorang pakar Yahudi dari Perancis ketika bertemu pejabat Israel. Erdogan juga mengkritik keras negara-negara berpenduduk Muslim yang tak mencela penggulingan Mursi oleh militer Mesir.

"Apa yang dikatakan tentang Mesir? Demokrasi Itu bukan kotak suara. Siapa di belakang ini? Israel. Kami memiliki bukti di tangan kami," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi nasional Turki, Selasa (20/8/2013). "Itulah yang terjadi," tekan dia.

Bukti yang disebut Erdogan tentang keterlibatan Israel ini diduga berasal dari sebuah pertemuan di Perancis yang berlangsung sebelum Pemilu Mesir pada 2011. Pertemuan itu melibatkan Menteri Kehakiman Israel dan seorang akademisi Perancis. Erdogan mengutip, dalam pertemuan itu dinyatakan bahwa Ikhwanul Muslimin tak akan berkuasa sekalipun dapat memenangi pemilu.

Seorang ajudan belakangan mengatakan kepada Associated Press bahwa bukti tersebut mengacu pada rekaman video yang beredar di internet, yang menayangkan konferensi pers Menteri Kehakiman Israel Tzipi Livni dan filsuf sekaligus penulis Perancis, Bernard-Henri Levy.

Pemerintah sementara Mesir menanggapi pernyataan Erdogan tersebut "sangat membingungkan", "tidak berdasar", dan "tidak dapat diterima logika".

Adapun juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yigal Palmor, mengatakan, "Ini adalah pernyataan yang tidak layak dikomentari." Sementara itu, Levy belum dapat dikonfirmasi.

Sebuah video dari tahun 2011 yang didapatkan Associated Press menayangkan pernyataan Levy. "... Jika Ikhwanul Muslimin muncul di Mesir, saya tidak akan mengatakan demokrasi menginginkannya, jadi mari kita lihat perkembangan demokrasi (karena) demokrasi bukan hanya pemilu, melainkan juga nilai...."

Ketika didesak apakah Israel akan mendesak militer Mesir untuk menekan Ikhwanul Muslimin, Levy menjawab, "Saya akan mendesak mencegah mereka (Ikhwanul Muslimin) berkuasa, dengan segala cara."

Kritik kepada negara-negara berpenduduk Muslim

Selain menyatakan tudingan itu, Erdogan juga mengkritik keras negara-negara berpenduduk Muslim yang tidak mencela penggulingan Mursi. "Hari ini, meski Anda berkhianat, tidak akan ada yang mencegah rakyat Mesir mengambil alih pemerintahan," tekannya.

Sehari sebelumnya, para pemimpin Turki pun mengecam Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang berasal dari Turki, Ekmeleddin Ihsanoglu. Dia disarankan mundur dari jabatannya itu, menyusul sikap OKI yang dinilai lamban atas tragedi "pembantaian" di Mesir dan penggulingan Mursi.

"Saya akan mengatakan mengundurkan diri (jika saya sekjen OKI) karena saya tidak bisa menerima sikap organisasi Islam yang namanya membawa kata Islam dalam menghadapi kebrutalan tersebut," kata Deputi Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag dalam pernyataan yang disiarkan televisi, seperti dikutip alarabiya.net.

Turki juga telah memanggil duta besarnya di Kairo menyusul pembantaian terhadap para demonstran pendukung Presiden Mesir yang digulingkan. Dalam upaya paksa keamanan Turki mengusir para demonstran pendukung Presiden yang terpilih dalam Pemilu pada 2012 itu, lebih dari 800 orang telah tewas sejak Rabu (14/8/2013), dengan lebih dari 600 di antaranya tewas pada Rabu tersebut, termasuk setidaknya 35 orang yang tewas di penjara Mesir. Data dari Ikhwanul Muslimin menyebutkan angka yang jauh lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com